3 Anak Meninggal dengan Mulut Berbusa, Ibu Kandung Coba Bunuh Diri

Upaya tiga anak ini untuk bunuh diri gagal setelah ia diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit saat kondisinya kritis.

Oleh JawaPos.com diperbarui 22 Feb 2018, 08:02 WIB
Ilustrasi jenazah (capitalismisfreedom.com)

Gianyar - Warga Gumi Seni Gianyar geger pada Rabu pagi, 21 Februari 2018. Pasalnya, tiga anak sebuah keluarga di Banjar Palak, Desa Sukawati, Gianyar, Bali, tewas tidak wajar. Sementara, ibu para korban, Ni Luh Putu Septyan P. mencoba bunuh diri.

Tiga anak kandung pasangan Putu Moh–Ni Luh Putu Septyan P tewas dengan mulut berbusa karena menenggak cairan racun pembasmi serangga. Ketiga korban itu masing-masing berinisial Ni Putu DMPD (6), Made MLP (4), dan Nyoman KP (2).

Ni Luh diduga meracuni ketiga buah hatinya. Ia ditemukan sekarat dan dilarikan ke RS Sanglah untuk mendapat perawatan.

Menurut informasi, insiden itu bermula ketika Selasa siang, 20 Februari 2018, Ni Luh yang berstatus guru itu pulang ke rumah asalnya di Banjar Palak, Sukawati, untuk menginap.

Dua jam kemudian, suaminya, Putu Moh, datang menemui istrinya. Saat itu, Putu Moh mengajak istri dan anaknya pulang ke Petang. Namun, Ni Luh menolak.

Putu Moh lalu pulang sendiri. Selasa malam, saksi Nyoman Yoga yang juga adik Ni Luh sempat bertemu dengan suami ibu guru itu di depan pintu rumah.

"Mau ke mana?" tanya Yoga. Lalu dijawab suami pelaku, "Mau pulang." Nyoman juga sempat melihat Ni Luh sedang menyusui anak bungsunya yang sedang tidur.

Baca berita menarik JawaPos.com lainnya di sini.

 

 

 


Gedor Kamar

Upaya ibu guru untuk bunuh diri gagal setelah ia diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit saat kondisinya kritis. (istimewa/Jawapos.com)

Keesokan paginya, Yoga yang berniat mengambil alat mandi di kamar tempat kakaknya menginap menggedor pintu kamar. Namun, tidak ada jawaban dari korban, sehingga saksi berusaha membuka paksa jendela kamar.

Saat , Yoga melihat Ni Luh dan tiga keponakannya terbujur kaku. Ia lalu meminta tolong tetangga membawa Ni Luh dan ketiga anaknya ke RS Ganeca, Celuk, Sukawati.

Pada saat ditemukan, posisi Ni Luh dan korban dalam keadaan tidur kepala di sebelah timur kaki ke barat dan dalam keadaan telentang.

Ni Luh masih memegang pisau dengan posisi tidur paling utara. Anak pertama sebelah selatannya, anak kedua di sebelah selatannya, dan anak ketiga paling selatan pelaku.

Ketiga anak Ni Luh ditemukan sudah meninggal dunia, sementara ia sendiri kritis dengan luka goresan di pergelangan tangan kiri dan leher bagian kanan. Dari hasil olah TKP, polisi menemukan cairan pembasmi serangga dalam kemasan plastik yang isinya sudah habis.

"Kamar semrawut, tempat tidur di lantai dengan beralaskan karpet merah, di atas karpet ada ceceran cairan diduga Baygon. Juga ditemukan pisau dapur yang berisi bercakan darah," ucap sumber di TKP.


Sempat Mengajar

Ilustrasi Foto Jenazah (iStockphoto)

Ketiga jenazah anak korban keracunan itu saat ini berada di kamar jenazah RS Sanglah. Sementara, ibu korban sekaligus pelaku masih mendapat perawatan di ruang Sahadewa RS Dharmayadya.

"Ibunya sudah sadar dan bisa memberikan keterangan kepada polisi, meski belum detail," ujar sumber kepolisian. Kepolisian masih mengumpulkan sejumlah fakta untuk menguak kasus ini.

Yang jelas, kisah tragis itu sama sekali tidak diduga Putu Moh, suami pelaku, maupun keluarga pelaku di Banjar Palak, Sukawati. Saat pulang ke Sukawati, baik Ni Luh Putu Septyan maupun Putu Moh, tidak bercerita apa pun tentang rumah tangganya kepada keluarga.

Mereka juga tidak mendengar pasangan muda itu terlibat keributan. Yang diketahui keluarga suami, Ni Luh Putu Septyan sempat mengantar anaknya ke sekolah sebelum pulang ke Sukawati.

Usai antar anaknya, guru di SDN 4 Sulangai, Petang, itu kembali ke sekolah untuk mengajar. Ia juga diketahui sempat membonceng ketiga anaknya.

Setelah pulang sekolah, ibu guru itu berangkat ke Sukawati membawa ketiga anaknya yang berakhir dengan insiden menyedihkan itu.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya