Abraham Samad: Presiden Harus Segera Bentuk TGPF Novel Baswedan

Abraham mengatakan, kasus Novel Baswedan mandek. Sepuluh bulan berlalu pelaku belum juga tertangkap.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 22 Feb 2018, 16:56 WIB
Penyidik KPK Novel Baswedan tiba di KPK (Liputan6.com/ Ady Anugrahadi)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Ketua KPK Abraham Samad mendesak Presiden Joko Widodo atau Jokowi, segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk ungkap kasus penyerangan menggunakan air keras terhadap Novel Baswedan.

Abraham mengatakan, kasus Novel Baswedan mandek. Sepuluh bulan berlalu, pelaku juga belum tertangkap. Ia pun memberikan solusi agar kasus ini tak lagi berlarut-larut.

"Kami meminta segera mungkin membuat Tim Gabungan Pencari Fakta," ujar dia, Kamis (22/2/2018).

Menurut Abraham, pembentukan TGPF sangat mendesak sebagai jalan keluar mengungkap pelaku penyerangan Novel Baswedan.

"Tidak ada jalan lain. Saya yakin kalau tidak ada TGPF kasus ini akan hilang begitu saja seperti pegawai sebelumnya," ungkap dia.

Ia pun meminta kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk mendorong pemerintah membentuk TPGF.

"Inilah cara untuk mengungkap pelakunya," tegas dia.

Tak hanya itu, Abraham juga berpesan kepada mantan pegawainya terdahulu. Ia meminta KPK semakin garang terhadap koruptor.

"Yang terjadi pada Novel Baswedan jangan menciutkan nyali KPK," tutup Abraham.

 


Picu Semangat Kerja

Novel Baswedan di Masjid tak jauh dari kediamannya. (Liputan6.com/Yunizafira)

Penyidik Senior Komisi Pemberantas Korupsi (KPK), Novel Baswedan, berpesan kepada pegawai Komisi Antirasuah. Ia berharap insiden yang menderanya dapat memicu semangat pemberantasan korupsi.

"Saya tidak ingin menjadikan ini kelemahan. Saya ingin menjadikan ini sebagai penyemangat. Saya ingin penyemangat baik rekan-rekan KPK," ujar dia, Kamis (22/2/2018).

Ia mewanti-wanti pegawai KPK lebih meningkatkan produktivitas dalam bekerja. Mereka juga harus semakin sungguh-sungguh dalam mengungkap kasus korupsi.

"Apabila kejadian ini membuat produktivitas menurun berarti kemenangan bagi pelaku penyerangan," ujar dia.

Novel Baswedan menjadi korban penyiraman air keras oleh orang tidak dikenal, 12 April 2017 lalu. Akibatnya, ia harus diterbangkan ke Singapura untuk mendapatkan perawat medis.

Siang tadi, ia menyempatkan hadir di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada, Guntur, Jakarta Selatan. Dalam kesempatan itu juga, Novel Baswedan menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan hingga saat ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya