Survei Median, Pemilih Demokrat Lebih Melirik Jokowi ketimbang SBY

Dia menyebut sebanyak 20,5 persen suara memilih Jokowi, sedangkan suara ke SBY sebanyak 20,0 persen dan AHY 17,5 persen.

oleh Ika Defianti diperbarui 22 Feb 2018, 19:02 WIB
Presiden Joko Widodo bersalaman dengan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (27/10). Pertemuan antara Jokowi dan Ketum Partai Demokrat itu berlangsung pada pukul 14.09 WIB. (Laily Rachev / Biro Pers Setpres)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Lembaga Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun mengatakan, dari hasil survei pemilih dari Partai Demokrat lebih banyak mendukung Joko Widodo atau Jokowi ketimbang ketua umumnya, yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ataupun putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY.

Dia menyebut sebanyak 20,5 persen suara memilih Jokowi, sedangkan suara ke SBY sebanyak 20,0 persen dan AHY 17,5 persen.

"Pemilih dari Partai Demokrat yang memilih Jokowi lebih tinggi dibandingkan ke SBY ataupun AHY," kaya Rico di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (22/2/2018).

Dia menjelaskan, dari hasil survei selama tiga bulan lalu, suara ke SBY masih terbilang tinggi. Hal itu dapat diartikan bahwa orang-orang internal Partai Demokrat belum legowo dari kepemimpinan SBY yang sudah menjabat selama dua periode. Dengan begitu, itu menjadi pekerjaan rumah yang berat untuk AHY mendongkrak suara.

"Tugas berat ini bagi AHY untuk menunjukkan pada konstituen Partai Demokrat, konstituen partai lain bahwa ia lebih mampu daripada bapaknya," papar dia.

Sementara itu, pemilih suara dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hanya sebesar 0,7 persen yang mendukung Jokowi sebagai calon presiden di Pemilu 2019. Suara terbanyak mereka sebanyak 45 persen kepada mantan Presiden PKS Anis Matta.

 


Suara Jokowi dan Prabowo Turun

Presiden Jokowi dan Ibu Iriana foto bersama dengan tamu undangan saat menghadiri resepsi pernikahan Novie Ayu Anggraini dan Adrian Anandika Manurung di Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (16/2). (Liputan6.com/Pool/Biro Pers Setpres)

Sementara itu, Rico menuturkan, suara publik untuk Jokowi dan Prabowo Subianto mengalami penurunan, sedangkan elektabilitas penantang perlahan naik.

Terdapat tiga nama penantang yang mengalami kenaikan, yakni Gatot Nurmantyo, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY.

"Penurunan suara Jokowi dan Prabowo itu ke penantangnya, swing voter ke banyak orang," kata Rico.

Dia menjelaskan, pada survei Oktober 2017, elektabilitas dari mantan Panglima TNI tersebut sebesar 2,8 persen dan naik menjadi 5,5 persen. Untuk Gubernur DKI Jakarta mengalami kenaikan yang sangat tipis dari 4,4 persen ke 4,5 persen.

Sementara, putra sulung SBY mengalami kenaikan dari di bawah 1 persen menjadi 3,3 persen dan masuk dalam capres lima besar.

"Bisa kita lihat di sini Pak Gatot awalnya 2,8 persen tetapi pada survei sekarang naik, Anies ada kenaikan tapi tipis. AHY tadinya di bawah 1 persen dan di bawah 10 besar sekarang masuk lima besar," papar dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya