Liputan6.com, Jakarta Keberadaan toilet penting karena manusia pasti membuang limbah, baik urine atau feses. Namun, bagaimana dengan astronot saat di luar angkasa?
Rencananya, NASA akan melengkapi toilet built-in pada pakaian luar angkasa astronot di pesawat antariksa Orion. Toilet tersebut membantu astronot bertahan dalam keadaan darurat hingga enam hari.
Advertisement
Pakaian tersebut memberikan astronot pilihan untuk tidak ke toilet selama perjalanan ke luar angkasa terdalam.
Pakaian tersebut berisi semua fungsi yang diperlukan untuk mendukung kehidupan selama di luar angkas. Juga dirancang untuk mempertahankan awak kapal ketika pesawat ruang angkasa tersebut kehilangan tekanan.
Sistem semacam itu belum pernah ada di pesawat luar angkasa NASA sejak era Apollo, dan sistem pembuangan limbah yang baru kemungkinan akan memiliki banyak kesamaan dengan yang digunakan pada 1970-an, seperti dilaporkan Space.com dikutip Jumat (23/2/2018).
Pesawat ruang angkasa Orion ini bakal mampu membawa manusia jauh melampaui orbit Bumi yang rendah. Meskipun tidak cukup besar untuk mendukung perjalanan sembilan bulan ke Mars, kendaraan tersebut bisa membawa manusia mengelilingi Bulan dan kembali.
Saksikan juga video menarik putan berikut:
Cara Kerja Toilet pada Pakaian Astronot
Orion akan dilengkapi dengan toilet, meski pakaian ruang angkasa baru ini dirancang untuk membantu astronot bertahan dalam keadaan darurat selama enam hari. Ini berarti mereka harus bisa makan, buang air kecil, dan buang air besar tanpa meninggalkannya.
"Pakaian astronot itu termasuk kantong kotoran yang sangat mirip dengan yang digunakan dalam setelan Apollo, dan untuk pria, mereka juga akan menggunakan kateter kondom, yang tetap menggunakan pendekatan yang paling sederhana," kata Kirstyn Johnson, seorang insinyur NASA yang memimpin desain sistem internal untuk peluncuran Orion.
Kateter kondom itu pas di atas penis seperti kondom, dengan satu tabung di ujungnya untuk mengumpulkan cairan.
Sementara itu, untuk sistem pembuangan urine wanita belum sepenuhnya dikembangkan, dan beberapa aspeknya bersifat eksklusif.
Selama ini, astronot melakukan aktivitas buang airnya menggunakan sistem pipa isap khusus. Lalu, sisa pembuangan dikirim ke International Space Station (ISS).
Sebagai perbandingan, toilet di Bumi berdiameter 30-45 cm, sedangkan diameter toilet luar angkasa hanya berukuran 10 cm. Para astronot harus mengatur posisi duduk mereka supaya nyaman ketika memenuhi panggilan alam ini.
"Toilet itu bekerja seperti vacuum cleaner, dengan menggunakan tekanan udara diferensial untuk menyedot sisa buangan. Sisa tersebut tidak dibuang ke luar angkasa, melainkan dibuang pada sebuah kapsul dan dikirim ke Bumi," jelas ilmuwan Hank Green.
Advertisement