Liputan6.com, Havana - Pada hari ini, 23 Februari 1958, juara dunia Formula One, Juan Manuel Fangio, diculik di Kuba oleh sekelompok orang tak dikenal. Diduga, parapelaku adalah komplotan tangan kanan Fidel Castro.
Pria berkebangsaan Argentina ini dibawa kabur dari Hotel Havana, tempatnya menginap, sehari sebelum Grand Prix Kuba dimulai. Fangio kemudian dibebaskan tanpa cedera sedikit pun, beberapa jam setelah balapan usai.
Advertisement
Dikutip dari History, penculikan tersebut terjadi pada akhir karier pembalap kelahiran 24 Juni 1911 ini.
Tujuannya ialah untuk mempermalukan Presiden Kuba kala itu, Fulgencio Batista, yang ingin digulingkan oleh Fidel Castro pada 1 Januari 1959 melalui Revolusi Kuba.
Fangio lahir di Balcarce, Argentina, dan berhenti sekolah pada usia 11 tahun. Ia lebih memilih untuk bekerja sebagai asisten mekanik di sebuah bengkel di dekat rumahnya. Di situlah, ketertarikan Fangio terhadap dunia balap mulai terlihat.
Mobil yang dicicipi Fangio muda untuk pertama kalinya adalah mobil penumpang. Ia menyusuri jalan beraspal di Amerika Selatan, menurut obituari The New York Times tahun 1995.
Setelah balapan Formula One dimulai pada tahun 1950, Fangio "mengoleksi" kejuaraan dunia pertamanya pada tahun 1951. Dia menyabet serentetan prestasi serupa pada tahun 1954, 1955, 1956 dan 1957.
Fangio lalu menyatakan diri untuk pensiun dari dunia balap pada tahun 1958. Ia meninggal di Buenos Aires pada usia 84 tahun, 17 Juli 1995.
Selain penculikan pembalap Formula One Juan Fangio, Grand Prix Kuba juga dinodai oleh kecelakaan maut.
Seorang sopir lokal bernama Armando Garcia Cifuentes kehilangan kendali atas truk pengangkut minyak yang dikemudikannya. Entah bagaimana caranya, ia berhasil menerobos masuk area balap dan menyeruduk kerumunan penonton.
Tragedi tersebut menewaskan tujuh orang dan puluhan lainnya luka-luka. Akibatnya, muncul spekulasi yang menyatakan bahwa para pendukung Fidel Castro telah menyabotase insiden di Formula One itu.