Liputan6.com, Jakarta - Transparency International Indonesia (TII) mengumumkan skor Indeks Persepsi Korupsi atau Corruption Perception Index (CPI) Indonesia Tahun 2017. Dari skor tertinggi 100, Indonesia berada pada skor 37. Indonesia juga menempati peringkat 96 dari 180 negara yang disurvei di seluruh dunia.
"Angka 37 sama dengan perolehan skor di tahun 2016. Hal ini menunjukkan stagnasi upaya berbagai pihak, khususnya pemerintah, kalangan politisi dan pebisnis, dalam usaha pencegahan dan pemberantasan korupsi di lndonesia," ujar Peneliti TII Wawan Suyatmiko, dalam peluncuran Corruption Perception Index (CPI) di Sari Pan Pacific Hotel Jakarta, Jakarta Kamis (22/2/2018).
Advertisement
Pada 2016, posisi skor Indeks Persepsi Korupsi (CPI) Indonesia juga 37. Pada tahun itu, posisi Indonesia masih berada di urutan ke-90.
"Jika dilihat dalam rentang 0 sampai 100, jika 0 itu dipersepsikan sangat korupsi dan 100 bisa dipersepsikan bersih dari korupsi, maka 37 bisa dibilang sebagai sebuah angka yang fragile. Kita masih butuh banyak perjuangan menuju average clean of corruption," kata Wawan.
Tak hanya Indonesia, ada negara-negara lain yang juga CPI-nya berada pada skor 37 yakni Brazil, Kolumbia, Panama, Peru, Thailand, dan Zambia.
Adapun Brasil, skor CPI-nya turun drastis dari 40 pada 2016 menjadi 37 pada 2017. Sementara Thailand pada tahun lalu ada di skor 35 dan kemudian naik menjadi 37.
"Jika di antara negara-negara ASEAN, skor CPI tertinggi diraih Singapura dan terendah diraih Kamboja. Indonesia stagnan skor CPI-nya sama seperti 2016," kata Wawan.
Terdapat empat sumber data yang menyumbang kenaikan Indeks Persepsi Korupsi yakni World Economic Forum, Global Insight Country Risk Ratings, Bertelsmann Foundation Transformation Index, dan lMD World Competitiveness Yearbook.
"Peningkatan terbesar dikontribusikan oleh paket kemudahan berusaha, dan penurunan terbesar disumbang oleh praktik korupsi di sektor eksekutif, legislatif, dan peradilan," ucap Wawan.
Tunggu Keseriusan Pemerintah
Sementara itu, Sekretaris Jenderal TII Dadang Trisasongko menilai, di balik stagnasi skor CPI 2017 yang diperoleh Indonesia, upaya meningkatkan secara signifikan kemudahan berbisnis tidak akan otomatis meningkatkan skor CPI tersebut.
"Meningkatkan secara signifikan kemudahan berbisnis tidak akan otomatis meningkatkan skor CPI jika tidak dibarengi dengan usaha yang sungguh-sungguh untuk memutus relasi koruptif antara pejabat negara dan pelayan publik dengan pebisnis," ujar Dadang.
Sedangkan Chair of Executive Board TII Felia Salim mengatakan, saat ini publik menunggu keseriusan pemerintah dalam upaya pemberantasan dan pencegahan korupsi agar CPI Indonesia bisa ditingkatkan ke depannya.
Corruption Perception Index 2017 merupakan indeks komposit atau gabungan yang mengukur persepsi publik terhadap korupsi di negara-negara di dunia.
Sejak diluncurkan pada 1995, CPI telah digunakan oleh banyak negara sebagai rujukan tentang situasi korupsi periodik tahun per tahun.
Pada tahun 2018 ini, CPI akan kembali diluncurkan untuk tahun pengukuran 2017, sebagai masukan kepada pemerintah Indonesia, dalam mencegah dan memberantas korupsi di Indonesia.
Dalam CPI yang diukur adalah tentang persepsi para pakar dan pebisnis yang ada di seluruh dunia. Metodologi yang digunakan dalam CPI adalah metodologi komposit indeks.
Advertisement
5 Negara Paling Bersih dan Paling Korup
Berikut 5 negara dengan indeks CPI terbaik pada 2017:
1. Selandia Baru (skor 89 dan di peringkat pertama)
2. Denmark (skor 88 dan di peringkat kedua)
3. Finlandia (skor 85 dan di peringkat ketiga)
4. Norwegia (skor 85 dan di peringkat ketiga)
5. Swiss (skor 85 dan di peringkat ketiga).
Berikut 5 negara yang dipersepsikan paling korupsi di dunia pada 2017:
1. Yaman dengan skor 16 dan di peringkat 175.
2. Afghanistan dengan skor 15 dan di peringkat 177.
3. Suriah dengan skor 14 dan di peringkat 178.
4. Sudan dengan skor 12 dan di peringkat 179.
5. Somalia dengan skor 9 dan berada di peringkat 180 dari 180 negara.