LEGENDA: Ironi Van Basten, Angsa Bengis dari Utrecht

Van Basten merupakan salah satu pemain terbaik di masanya.

oleh Achmad Yani Yustiawan diperbarui 23 Feb 2018, 08:10 WIB
Marco Van Basten (REMKO DE WAAL / ANP / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Rupa pemain sepak bola ini, tak jauh berbeda dengan karakternya di lapangan. Tenang namun tak kenal kompromi jika berhadapan dengan lawan. Apalagi, jika sudah berada di depan gawang.

Marco van Basten, begitu sosok pesepak bola itu dipanggil. Pria kelahiran Utrecht, Belanda, 31 Oktober 1964 ini, adalah legenda sepak bola dunia.

Penulis asal Belanda, Zeger van Herwaarden, dalam bukunya berjudul "Marco van Basten: De Jaren in Italic en Oranye" menjelaskan, sebagai penyerang Van Basten bukan tipe pesepak bola yang menyukai basa-basi. Ia tumbuh menjadi pesepak bola yang "kejam".

Kekejaman Van Basten sebagai pesepak bola diwujudkan dengan permainan efektif, namun tetap "cantik". Karena itulah, publik memberinya julukan "Angsa dari Utrecht.

Aksi Van Basten di lapangan memang penuh pesona. Bahkan, ia mampu mencetak gol legendarisnya saat Belanda bertanding di Piala Eropa 1988.

 


The Dream Team

1. Marco Van Basten (AC Milan), striker asal Belanda ini merupakan andalan Rossoneri pada tahun 1990-1995. Sayang mantan bomber Ajax ini cedera yang membuatnya pensiun dini. (AFP/Toshifumi Kitamura)

Karier senior Van Basten dimulai di klub Ajax Amsterdam dari 1981 sampai 1987. Bersama Ajax ia sukses meraih 2 gelar Liga Belanda dan 1 gelar Winners Cup.

Van Basten selanjutnya hijrah ke AC Milan. Bersama klub raksasa Serie A ini, Basten menemukan performa terbaiknya.

Basten kemudian membentuk trio Belanda bersama dengan Ruud Gullit dan Frank Rijkaard. Trio ini menjelma jadi pemain kunci atau "The Dream Team" nya AC Milan di akhir 80an dan awal 90

Bersama AC Milan, Van Basten memenangi empat scudetto dan Supercoppa Italiana. Belum lagi gelar Piala Champions musim 1988–89 dan 1989–90 serta UEFA Super Cup tahun 1989 dan 1990.

Tak hanya itu, gelar individu juga berhasil diraih Van Basten. Tiga kali ia menerima gelar Baloon d’Or: 1988, 1989, dan 1992, serta dua Seria A Golden Boot musim 1989-1990 dan 1991-1992.


Tak Bersinar

Marco Van Basten (ANP PHOTO/MARCEL ANTONISSE)

Situasi berbeda dialami Van Basten di level timnas. Ia gagal mengangkat performa tim.

Sepanjang kariernya, Van Basten hanya berkesempatan mengikuti Piala Dunia 1990. Di ajang ini, ia hanya bermain empat kali.

Namun, tak satu pun pertandingan tersebut berhasil dimenangkan Belanda. Bahkan, Van Basten tak sekali pun mencetak gol.

Prestasi cemerlang bersama Timnas Belanda hanya diraih di level Benua Biru. Basten berhasil meraih gelar juara Piala Eropa 1988.


Pensiun Dini

Legenda Asal Belanda,Marco Van Basten (tengah) pernah meraih tiga kali Ballon d'Or yaitu pada tahun1988,1989 dan 1992. (AFP Photo/STF)

Perjalanan Van Basten di lapangan hijau tak berjalan mulus, bahkan durasinya terlalu singkat. Legenda AC Milan ini mengakhiri karier profesionalnya di usia 30 tahun.

Seperti pesepak bola umumnya, Van Basten dipaksa berhenti mengolah si kulit bundar gara-gara cedera. Sebenarnya, penyakit ini sudah menghantui Van Basten sejak ia datang ke Milan pada 1987.

Saat itu didampingi Adriano Galliani, Van Basten, kepada media mengumumkan kekalahannya sebagai pesepak bola dari cedera engkel yang tak mungkin lagi disembuhkan.

Van Basten, angsa dari Utrecht itu, mengundurkan diri sebagai pesepak bola di usianya yang masih tergolong produktif.


Karier Pelatih

Van Basten memulai kariernya sebagai pelatih di akademi sepak bola Ajax. Ia kemudian ditunjuk sebagai pelatih tim nasional pada tahun 2004.

Van Basten membawa tim Belanda ke Piala Dunia 2006 dan Euro 2008. Di Piala Dunia, Belanda hanya maju sampai babak 16 besar dan di Piala Eropa sampai perempat final setelah dikalahkan Rusia.

Van Basten selanjutnya ditunjuk sebagai pelatih Ajax pada tahun 2008. Basten mengundurkan diri satu minggu sebelum akhir musim pertamanya di Amsterdam. Setelah itu, Basten sempat menangani Heerenveen, dan AZ Alkmaar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya