Liputan6.com, Brebes - Masih tergambar di benak Tarso (40), warga Desa Bentarsari, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, kengerian yang dialaminya sesaat sebelum tebing setinggi 25 meter longsor pada Kamis, 22 Februari 2018.
Sebelum kejadian, situasi kondisi di lokasi kejadian cuacanya cerah setelah Rabu malam, 21 Februari 2018, sekitar pukul 19.00 WIB hingga pukul 02.00 dini hari, diguyur hujan cukup lebat.
Saat kejadian, ia berada di warung jajanan miliknya yang berjarak sekitar 200 meter dari titik longsor tebing utama. Suara gemuruh dan getaran seperti gempa dirasakannya beberapa kali sebelum longsor terjadi.
Baca Juga
Advertisement
"Jadi, pagi tadi sekitar pukul 07.00 WIB, ada suara gemuruh dan tanahnya bergetar. Tak lama berselang suara durrrrrr... dan mendengar teriakan beberapa warga yang minta tolong," kata dia.
Karena penasaran, ia bergegas mendatangi lokasi longsor dan melihat banjir bandang bercampur material tanah melaju dengan kecepatan tinggi.
"Sungguh mengerikan sekali, tebing setinggi itu longsor. Karena di bawah ada sungai, sehingga material yang longsor itu seperti banjir bandang bercampur tanah," tuturnya.
Banjir bandang bercampur longsor itu, kata dia, terjadi sekitar 15 menit dan meluluhlantakkan apa saja yang berada di sekitarnya. "Enggak sampai 20 menit, tebing yang longsor itu menghancurkan jalan provinsi dan diduga ada beberapa kendaraan yang saat kejadian berada di lokasi ikut tertimbun," katanya.
Nasib Penyadap Getah
Sementara itu, Ahmad (40), warga Pasirpanjang, Salem, Brebes, mengatakan tebing tinggi yang longsor itu merupakan areal bukit hutan pinus. Di bawah hutan terdapat sungai gunung pasir panjang yang membentang di Pegunungan Lio Salem.
Setelah kejadian longsor itu, ribuan pohon hutan pinus roboh bercampur material tanah longsor. "Situasinya sekarang berubah pasca-longsor itu, jalanan curam sekarang berubah menjadi hundukan material tanah longsor," kata dia.
Selain itu, kata dia, beberapa petani yang biasanya menyadap karet getah pohon pinus hingga kini nasibnya belum diketahui keberadaannya. Ia menuturkan, pagi hari saat longsor terjadi, penyadap getah biasa berkumpul di areal hutan.
"Mereka ini warga luar Kecamatan Salem. Karena memang mereka pekerjaanya menyadap getah pohon pinus," ucap Ahmad.
Hingga kini, korban meninggal dunia akibat bencana longsor di Brebes tercatat 11 orang. Sedangkan, korban luka-luka sebanyak 14 orang. Kemudian, puluhan warga lainnya hingga kini dinyatakan hilang.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement