Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak menguat pada pembukaan perdagangan saham hari ini (23/2/2018). Penguatan tersebut ditopang dari kenaikan seluruh sektor saham.
Pada pra pembukaan perdagangan, IHSG berada di zona hijau dengan kenaikan 0,23 persen atau 15,473 poin ke level 6.608,52. Indeks LQ45 pun terangkat 0,35 persen ke posisi 1.109,11.
Advertisement
Penguatan berlanjut pada pembukaan perdagangan saham pukul 09.00 WIB. IHSG naik 22,26 poin atau 0,34 persen ke level 6.615,32. Sementara indeks LQ45 naik 0,41 persen ke level 1.109,73.
Sebanyak 155 saham tercatat menguat, 85 saham jalan di tempat atau stagnan, sedangkan saham yang melemah sebanyak 28 saham.
Frekuensi transaksi perdagangan saham sebanyak 28.629 kali dengan volume 725,4 juta saham dan nilai transaksi Rp 470,6 miliar.
Investor asing melakukan pembelian saham di seluruh pasar sebesar Rp 20,91 miliar. Sementara kurs rupiah masih betah di posisi Rp 13.662 per dolar Amerika Serikat (AS).
Seluruh sektor saham terangkat naik. Penguatan dipimpin saham sektor aneka industri sebesar 1,30 persen. Disusul sektor saham pertambangan yang menguat 1,01 persen, dan saham consumer goods naik 0,63 persen.
Tiga saham yang mencetak penguatan tertinggi, yaitu SONA dengan kenaikan 24,74 persen, PTIS menanjak 17,52 persen, dan saham BOSS menguat 14,29 persen.
Sementara tiga saham yang mengalami penurunan cukup signifikan, yakni SKBM melemah 9,65 persen, saham VIVA turun 3,29 persen, dan saham CASS jeblok 2,78 persen.
Melongok seluruh indeks utama bursa saham Asia menghijau. Indeks Hang Seng Hongkong menguat 1,07 persen, indeks Kospi Korea Selatan naik 1,11 persen.
Sedangkan indeks saham Nikkei Jepang terangkat 0,29 persen, indeks saham Shanghai China naik 0,72 persen, indeks saham Strait Times Singapura menguat 0,89 persen, dan Taiwan naik 1,04 persen.
IHSG Anjlok Terseret Aksi Jual Investor Asing
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terperosok cukup dalam pada penutupan perdagangan hari ini (22/2/2018). Pelemahan IHSG sejalan dengan penurunan bursa saham Asia.
IHSG merosot 50,33 poin atau 0,76 persen ke level 6.593,06. Indeks LQ45 pun melemah 1,13 persen ke level 1.105,23.
Anjloknya IHSG hari ini karena tekanan yang terjadi di hampir seluruh sektor saham, kecuali saham pertambangan dan industri dasar.
Sektor saham aneka industri tercatat memimpin pelemahan paling dalam sebesar 1,92 persen. Disusul sektor saham keuangan yang turun 1,13 persen, dan saham perdagangan yang tergelincir 0,87 persen.
Pada perdagangan hari ini, sebanyak 224 saham melemah, 120 saham stagnan, dan 135 saham mengalami penguatan. Total transaksi perdagangan saham sebanyak 389.706 dengan volume 13,6 miliar dan senilai Rp 7,4 triliun.
Investor asing melakukan penjualan di seluruh pasar senilai Rp 580,71 miliar. Sementara kurs rupiah terus loyo ke level Rp 13.676 per dolar Amerika Serikat.
Saham-saham yang mencatatkan pelemahan paling dalam, antara lain BBRM 17,91 persen, BMSR 12,72 persen, dan YPAS 10,32 persen. Sedangkan saham yang menguat, yaitu BOSS dengan kenaikan 25 persen, WOMF 24,39 persen, dan INRU 22,05 persen.
Hampir seluruh indeks utama di bursa saham Asia memerah, kecuali indeks saham China menguat 2,17 persen. Penurunan paling besar dialami indeks saham Hong Kong sebesar 1,48 persen.
Selain itu, indeks saham KOSPI Korea Selatan susut 0,63 persen, Nikkei Jepang 1,07 persen, indeks saham Singapura 0,79 persen, dan indeks saham Taiwan turun 0,49 persen.
"Ini lebih ke konsolidasi wajar di tengah outflow (aliran dana investor asing keluar). Ditambah minim sentimen sehingga belum ada semangat pendorong kenaikan," ujar Analis PT Indosurya Sekuritas, William Suryawijaya saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menuturkan, pengaruh notulensi hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) juga tak pengaruhi IHSG.
Advertisement