Menanggok Sampah demi Beli Susu Anak

Sampah yang menumpuk di sepanjang parit di Pontianak menjadi sasaran para pengumpul sampah.

oleh Aceng Mukaram diperbarui 24 Feb 2018, 11:00 WIB
Sampah yang menumpuk di sepanjang parit di Pontianak menjadi sasaran para pengumpul sampah. (Liputan6.com/Raden AMP)

Liputan6.com, Pontianak - Pagi itu, Kasman (50) tengah duduk di tepi parit. Tangannya cekatan mengambil tumpukan sampah di tempat itu. Dengan kaus tangan bekas, pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang becak itu nanggok (memungut) sampah, baik berupa lembaran plastik maupun botol.

Kasman bersama warga yang tinggal di Sungai Putat, Kelurahan Siantan Hilir, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, itu nanggok sampah di bentangan parit selebar 8 meter dengan panjang 6 kilometer.

Kepada Liputan6.com, Kasman bercerita sampah yang sudah ditanggok kemudian dipilah dan dipilih. Selajutnya, ia akan menjualnya ke pengepul.

Ratusan botol didapat Kasman dan rekannya. Kasman bahagia. "Lumayan untuk beli susu anak," tutur Kasman, mengawali cerita.

Matahari mulai meninggi. Terik panas menyengat kulit, tapi Kasman tetap sibuk nanggok sampah. Bagi Kasman, sampah adalah berkah.

Ketua Kreasi Sungai Putat (KSP) Syamhudi menjelaskan, memeringati Hari Peduli Sampah Nasional 2018 yang jatuh pada Rabu, 21 Februari 2018, edukasi tentang sisa pakai atau sampah digencarkan.

"Kami bersama warga di sini menggelar aksi spontanitas nanggok sampah di parit dan melakukan patroli untuk melihat secara dekat soal distribusi sisa pakai yang ada di parit maupun di sungai Kapuas," kata Syamhudi.

 


Momentum Sampah

Sampah yang menumpuk di sepanjang parit di Pontianak menjadi sasaran para pengumpul sampah. (Liputan6.com/Raden AMP)

Syamhudi menjelaskan, edukasi itu bertujuan untuk membuat warga bisa mengidentifikasi jenis sisa pakai yang dihasilkan sehari-hari.

"Masyarakat senang aksi sepontan ini karena mengandung unsur-unsur edukasi terlebih mendapatkan informasi soal sisa pakai," kata Syamhudi.

Syamhudi menilai, konsep memindahkan sampah tidak akan menyelesaikan persoalan sebab tidak menyentuh pada esensi cara mengurangi sisa sampah. Ia menilai benang kusut soal sampah terletak pada hubungan antara produsen dan konsumen.

"Ada keterhubungan baik dari produsen maupun konsumen atau dari hulu ke hilir. Kemudian kami menjadi rutin untuk terus melakukan percobaan ituHPSN juga masuk dalam agenda festival paret dengan mengusung tema Pontianak Utara tanpa sampah," kata Syamhudi.

Sekretaris Camat Pontianak Utara, Sumali Eko P menjelaskan guna menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah hendaknya dilakukan oleh pemerintah bersama-sama seluruh komponen kelembagaan yang ada.

Dalam momentum Hari Peduli Sampah Nasional Tahun 2018 ini, Kecamatan Pontianak Utara bersama Kreasi Sungai Putat menginisiasi aksi spontanitas nanggok sampah itu. "Yang dalam pelaksanaannya turut dibantu petugas dari DPUPR, masyarakat, relawan, dan komunitas," kata Sumali.

Sumali berharap, dengan memanfaatkan momentum yang ada meski melalui aksi kecil seperti ini dapat mengedukasi masyarakat.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya