Liputan6.com, Jakarta - Perhelatan Miss Indonesia 2018 telah selesai digelar. Ke-34 kontestan dari seluruh provinsi di Tanah Air telah menampilkan kemampuan terbaiknya dalam malam puncak perhelatan Miss Indonesia 2018 yang berlangsung pada Kamis (22/2/2018) kemarin.
Tahun ini, wakil dari Jawa Barat, Alya Nurshabrina, terpilih sebagai Miss Indonesia 2018.
Ternyata, banyak hal menarik dari mojang Parahyangan ini. Berikut, beberapa di antaranya.
Baca Juga
Advertisement
Juara Ajang Kecantikan
Dengan matanya yang tajam dan kecantikan alami khas perempuan Nusantara, wajah Alya Nurshabrina mungkin akan membuat banyak orang terpesona. Tak heran, ternyata ia merupakan juara pertama dalam ajang Wajah Femina 2014.
Advertisement
Kegiatan Sosial
Tak hanya cantik, wanita yang akrab disapa Alya ini juga aktif dalam kegiatan sosial. Salah satunya, menjadi acara "This is Us: Pemuda Bersatu untuk Autisme", yang diselenggarakan Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Bandung 2017.
Relawan dari Maluku hingga Nepal
Kegiatan sosial yang ia jalani juga telah membawanya menjadi relawan ke berbagai tempat di dunia. Ia pernah menjadi relawan Sahabat Peduli Indonesia yang mengajarkan seni dan daur ulang sampah sekitar pantai Ngurbloat, Maluku Tenggara tahun 2017.
Tak hanya di Tanah Air, ia bahkan berangkat sebagai relawan ke desa Yamuna Danda, Nepal, untuk ikut membangun sekolah yang roboh akibat gempa pada 2016.
Advertisement
Jago Seni
Salah satu daya tarik Alya, adalah kemampuannya dalam bidang seni lukis. Padahal, ia sebenarnya adalah lulusan Universitas Parahyangan Jurusan Hubungan Internasional tahun 2013.
Ia telah mengikuti sejumlah pameran berkelompok sejak tahun 2013. Alya juga telah menggelar pameran solo perdananya pada 2015, bertajuk "Kids at War". Karya-karyanya, dapat diintip di akun Instagram @transcendent.al.
Pertanyaan Kemenangan
Di babak final Miss Indonesia 2018, Alya bertemu dengan wakil dari Sulawesi Utara, Aceh, Jawa Tengah, dan Sumatera Barat.
Dalam babak ini, ia menjawab pertanyaan tentang apa yang akan ia lakukan saat berhadapan dengan satu hal yang berlawanan dengan integritas yang ia junjung.
"Kurasa saat menghadapi hal ini, rumus yang kupegang selalu sama. Yakni "E + R = O", yakni event (kejadian) ditambah dengan respons menjadi outcome (hasil). Karena itu, apa pun tantangan yang kuhadapi, saat aku memutuskan untuk memberi respons positif, aku juga mendapat hasil yang baik," ia menjelaskan.
Advertisement