Liputan6.com, Jakarta Dunia kosmetik dan fashion kini melebarkan sayapnya untuk bekerja sama dengan para model yang unik. Setelah Revlon bekerja sama dengan model bertubuh curvy, kini giliran CoverGirl yang memilih model vitiligo atau kelainan pigmen dalam kampanye produknya.
Ini menjadi kali pertama bagi CoverGirl untuk bekerja sama dengan para model yang memiliki kelainan pigmen kulit atau vitiligo. Siapa saja mereka?
Advertisement
Menggandeng model vitiligo
CoverGirl baru saja menambah daftar panjang produk kosmetik yang mengenal keberagaman. Dalam kampanye terbarunya yang berjudul "I Am What I Make Up," CoverGirl menggandeng model Amy Deanna yang juga untuk mempromosikan koleksi foundation bernama truBlend. Foundation ini memiliki tujuh warna berbeda dengan tekstur cair yang lembut. Amy Deanna sendiri merupakan model dengan vitiligo dari Texas.
Vitiligo adalah kondisi kulit yang disebabkan oleh kurangnya melanin, pigmen di kulit, yang menimbulkan bercak putih yang muncul pada tubuh. Pada kondisi umum, vitiligo menyerang satu persen dari populasi dunia. Matthew Gass dari British Association of Dermatologist mengatakan bahwa sebesar besar pigmen yang menyerang seseorang tidak dapat diprediksi. Ada orang yang hanya dalam bentuk bercak putih kecil, ada juga yang hingga kehilangan warna kulit secara total.
Deanna sendiri mengaku sangat bangga untuk menjadi model CoverGirl. Ini akan membantu meningkatkan kesadaran akan kondisi tersebut sekaligus menunjukkan kepada orang-orang bahwa mereka tidak hanya menyesuaikan diri dengan standar kecantikan yang ada.
"Kesadaran vitiligo adalah sesuatu yang sangat penting bagiku. Ini adalah bagian dari identitas saya, tapi tidak menentukan siapa saya. Saya bekerja dengan CoverGirl, saya wanita berkulit hitam, saya punya vitiligo dan itu sangat memberikan semangat," ujar Amy Deanna seperti dikutip dari People pada Jumat (23/2/2018).
Advertisement
Keberagaman penting bagi Amy Deanna
Dalam sebuah video, sang narator bertanya "Mengapa mencoba berbaur saat dapat memilih bagaimana cara untuk menonjol?" Ini menunjukkan bahwa seakan dulu Deanna sembunyi dan kini ia berani untuk menonjolkan vitiligonya. Deanna percaya masih banyak hal yang harus dicapai oleh dunia kecantikan dalam hal inklusivitas.
Deanna menambahkan bahwa industri fashion dan kecantikan terkadang terasa seperti pesta pribadi yang hanya beberapa orang saja yang bisa diundang. Baginya, keragaman, representasi, dan inklusivitias itu penting. Tidak hanya untuk orang dengan latar belakang dan etnis berebda namun juga dari semua ukuran.