Liputan6.com, California - Seorang remaja berusia 17 tahun asal California, Amerika Serikat, ditangkap polisi setelah mengancam akan menembaki sekolahnya sendiri.
Saat rumahnya digrebek, polisi menemukan sepasang senapan serbu (assault rifle) jenis AR-15, 90 majalah yang mengulas tentang persenjataan, serta dua pistol yang disembunyikan di kamarnya.
Advertisement
Ancaman anak laki-laki itu dilaporkan oleh satpam sekolah El Camino High School, Marino Chavez. Katanya, pemuda tersebut akan menyerang SMA ini dalam tiga minggu ke depan.
"Saya bukan pahlawan. Saya hanya menjalankan tugas saya," kata Chavez dalam sebuah konferensi pers, seperti dikutip dari The Independent, Kamis 22 Februari 2018.
Ancaman tersebut dilontarkan dua hari pasca-penembakan sebuah SMA di Florida, Amerika Serikat. Chavez menceritakan, ketika ia bertanya kepada pelaku, si anak berkilah bahwa ia hanya bercanda dan tidak bermaksud demikian.
Rupanya pelaku hanya tersulut emosi, karena dilarang memakai headphone oleh gurunya saat jam belajar-mengajar berlangsung.
Meski bocah tersebut mengklaim ucapannya adalah lelucon dan penyidik tidak menemukan plot tertentu, Kepala Polisi Los Angeles County, Jim McDonnell tetap mengambil sikap tegas terhadapnya si pemuda.
McDonnell ingin mencegah tragedi serupa tak terulang kembali.
"Ini adalah contoh bahwa hal buruk bisa ditiru. Kita semua ingin menghentikannya," ucap McDonnell usai mendatangi SMA yang terletak di Whittier, California bagian selatan, Amerika Serikat.
Lagi, Masalah Kedisiplinan
Pelaku memiliki masalah kedisiplinan di sekolahnya. Kini ia harus ditangkap dan ditahan atas tuduhan percobaan melakukan tindak kriminal, Sheriff McDonnell menambahkan.
Saat keluarganya dimintai keterangan, kakak laki-laki si pelaku yang berusia 28 tahun mengatakan kepada polisi bahwa semua senjata itu adalah miliknya.
Ia mendapatkannya ketika bertugas di Angkatan Darat di Texas, Amerika Serikat. Tapi, satu senapan serbu terdeteksi tidak punya izin kepemilikan, yang artinya ini merupakan bagian dari tindak kejahatan di California, kata McDonnell.
Sebuah organisasi nasional yang melacak ancaman di sekolah-sekolah, Educators School Safety Network, mencatat ada sekitar 50 laporan ancaman serupa sejak tragedi penembakan SMA di Florida terjadi.
Ancaman tersebut mencakup 10 insiden murid yang membawa senjata api ke sekolah, 22 ancaman bom, dan sisanya perkataan menakutkan yang disampaikan melalui media sosial, kata Amy Klinger, direktur program Educators School Safety Network yang berbasis di Ohio.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement