8 Kecamatan di Kabupaten Bandung Terendam Banjir, 29 Ribu Warga Mengungsi

Kecamatan di Kabupaten Bandung yang terendam banjir, yakni Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Majalaya, Paseh, Ibun, Solokan Jeruk, dan Rancaekek.

oleh Anri SyaifulArie Nugraha diperbarui 23 Feb 2018, 20:33 WIB
Jumlah wilayah yang terdampak banjir akibat limpasan Sungai Citarum di Kabupaten Bandung meluas hingga enam kecamatan. (Foto: Dok. Basarnas Jawa Barat/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Bandung - Hampir 30 ribu warga delapan kecamatan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mengungsi akibat banjir yang dipicu curah hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir. Kedelapan kecamatan itu adalah Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Majalaya, Paseh, Ibun, Solokan Jeruk, dan Rancaekek.

Berdasarkan data terakhir yang dicatat oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, banjir itu merendam 9.938 rumah, 10 bangunan sekolah, dan 27 tempat ibadah.

Menurut Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Bandung, Akhmad Djohara, seluruh petugasnya bekerja sama dengan polisi, tentara, polisi pamong praja, Dinas Perhubungan, dan Basarnas. Selain mengerahkan para petugas, peralatan untuk evakuasi dan batuan logistik dikirim ke lokasi banjir.

Sejumlah peralatan evakuasi dan penanganan banjir seperti perahu karet hingga kendaraan pengangkut air bersih terus disuplai. Namun, di lapangan juga terkendala karena arus lalu lintas yang macet.

"Jadi kendaraan logistik ini sempat tersendat juga karena arus lalu lintas yang macet. Lumpuh sampai tadi siang," ucap Akhmad di Bandung, Jumat (23/2/2018).

 


Hanya Satu Akses Jalan Dapat Dilalui

Banjir menimbulkan kemacetan lalu lintas di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. (Foto: Riska Rachmatika/Personel Polres Kabupaten Bandung/Arie Nugraha)

Akhmad menjelaskan, jalan raya penghubung di wilayah Andir, Katapang, Dayeuhkolot menuju Banjaran, Dayeuhkolot ke Ciparay dan dari Majalaya ke Rancaekek saat ini tidak bisa dilalui oleh berbagai jenis kendaraan. Hanya terdapat satu akses jalan yang dapat dilalui, yaitu Jalan Cikarees dan Bojongsoang yang kini macet total.

Adapun ketinggian banjir yang menggenangi delapan kecamatan di Kabupaten Bandung bervariasi antara 30-200 sentimeter. Tak hanya bencana banjir, tanah longsor juga terjadi di dua desa, yaitu Kutawaringin dan Ibun.

"Untuk di Desa Kutawaringin, Kecamatan Kutawaringin, hanya menghambat arus lalu lintas. Kalau di Desa Dukuh, Kecamatan Ibun, terdapat enam rumah yang roboh, tapi tidak menimbulkan korban jiwa," ujar Akhmad.

Untuk menangani longsor di dua kecamatan itu, otoritas penanggulangan bencana Kabupaten Bandung telah mengerahkan alat berat untuk membersihkan material longsoran.

BPBD Kabupaten Bandung menyatakan, seluruh pengungsi akibat bencana banjir dan tanah longsor telah ditempatkan ke lokasi pengungsian. Namun, sebagian lagi masih bertahan di tempat tinggalnya masing-masing.

 


Banjir dan Longsor Landa Berbagai Daerah

Sopir pikap yang biasa dijadikan angkutan pedesaan itu ditemukan dua kilometer dari lokasi utama longsor di Gunung Lio Salem, Brebes. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Banjir dan longsor terjadi di berbagai tempat di Jawa. Saat ini pencarian, penyelamatan, dan evakuasi korban longsor di Desa Pasir Panjang, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, masih sulit dilakukan karena medan yang berat, wilayah di utara Brebes dilanda banjir.

Ribuan rumah di Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, banjir akibat luapan Sungai Cisanggarung. Bahkan, sebagian tanggul jebol dengan ketinggian banjir antara 50-120 centimeter.

Satu orang meninggal dunia akibat terseret banjir. "Korban bernama Mutmainah, 45 tahun, terseret arus pada Kamis malam. Perahu karet diperlukan untuk evakuasi warga," ujar Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, dalam keterangan tertulis, Jumat (23/2/2018).

Merujuk data BNPB, menurut Sutopo, hingga saat ini dampak longsor di Brebes tercatat tujuh orang meninggal dunia, 13 orang hilang, dan lima orang masih dirawat di rumah sakit. Sekitar 600 personel tim SAR gabungan terus mencari korban.

Adapun banjir besar melanda wilayah di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada Jumat siang tadi. Banjir terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi disertai meluapnya Sungai Cibeureus dan Sungai Cisanggarung.

Tanggul di beberapa titik jebol menyebabkan banjir merendam permukiman, lahan pertanian, dan fasilitas publik. "Banjir melanda sembilan kecamatan, yaitu Kecamatan Losari, Waled, Gebang, Ciledug, Pasaleman, Pabedilan, dan Plumbon," ujar Sutopo.

Ketinggian banjir sekitar 100-200 cm. Terdapat sekitar 20.000 rumah terendam banjir. Banjir menyebabkan jalur keret api lumpuh total. Jalur kereta Daerah Operasi (Daop) 3 Cirebon lumpuh total. "Tepatnya, jalur tengah antara Stasiun Ciledug-Ketanggungan mengarah ke Purwokerto dan Stasiun Tanjung-Losari arah Tegal," katanya.

Banjir juga melanda wilayah di Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat sejak Rabu (21/2/2018) pukul 14.00 WIB. Banjir melanda Desa Margacina Kecamatan Karangkancana. Sebanyak 250 KK/987 jiwa mengungsi ke sanak saudara dan sebagian mengungsi di Balai Desa Kaduagung Kec. Karangkencana

Di Kabupaten Bandung banjir kembali melanda 7 kecamatan, yaitu Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Majalaya, Paseh, Ibun, dan Solokan Jeruk pada 23/2/2018. Sedang yang terdampak longsor adalah Kecamatan Kutawaringin.

Intensitas hujan yang tinggi selama tiga hari ini telah mengakibatkan terjadinya banjir longsor di Kabupaten Bandung. Dampaknya 9.938 rumah tergenang, 29.814 jiwa terdampak banjir, dan 10 gedung sekolah tergenang.

Arus lalin penghubung dari Andir ke Katapang, Dayeuh Kolot ke Banjaran, Dayeuhkolot ke Ciparay dan dari Majalaya ke Rancaekek saat ini lumpuh total tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda dua maupun empat. Ketinggian banjir bervariasi mulai dari 30 hingga 200 sentimeter.

 


Longsor di Wonogiri

Setiap pagi, penyadap getah pinus berkumpul di areal hutan, termasuk detik-detik jelang longsor Brebes menimbun mereka. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Di tempat lain, gerakan tanah atau longsor masih berlangsung di empat kecamatan Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Bahkan, amblesan dan retakan tanah semakin luas pada Jumat ini. Sebanyak 98 kepala keluarga atau 358 jiwa terancam longsor. Pengungsi tercatat 407 jiwa yang terdapat di tenda pengungsian, rumah saudara, dan gedung pertemuan desa.

Empat kecamatan yang terancam longsor di Wonogiri adalah:

1. Kecamatan Purwantoro di Desa Sumber, Dusun Sumber dan Dusun Galih, longsor mengancam 28 KK 88 jiwa

2. Kecamatan Kismantoro di Desa Gedawung, Dusun Joho, mengancam 50 KK 210 jiwa

3. Kecamatan Karang Tengah di Desa Temboro, Dusun Belang, mengancam 6 KK 21 jiwa

4. Kecamatan Manyaran di Desa Kepuhsari, Dusun Kajuman, terancam 14 KK 39 jiwa.

BNPB pun mengimbau warga untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi banjir dan longsor. Apalagi, selama Februari 2018, curah hujan di Pulau Jawa akan berintensitas tinggi. "Februari 2018 adalah puncak hujan. Kondisi tanah sudah jenuh air, sehingga potensi banjir dan longsor meningkat," Sutopo memungkasi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya