4 Pemain Pengoleksi Kartu Kuning Terbanyak Serie A Musim Ini

Para pemain ini kerap masuk buku catatan wasit Serie A.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Feb 2018, 10:00 WIB
Bek AC Milan, Leonardo Bonucci mendapat kartu kuning dari wasit Antonio Damato saat melawan Sassuolo pada lanjutan Liga Serie A Italia di Stadion Mapei, Reggio Emilia (5/11). Milan menang dengan skor 2-0 atas Sassuolo. (Elisabetta Baracchi / ANSA via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Serie A dikenal sebagai kompetisi dengan permainan keras. Tak ayal, pelanggaran menjadi hal yang kerap terjadi di setiap pertandingan. Namun, konsekuensinya, sang pemain harus siap masuk buku catatan wasit.

Klub yang baru promosi musim ini, SPAL, sejauh ini menjadi tim Serie A yang dengan jumlah kartu kuning terbanyak.

Anak asuh Leonardo Semplici itu mengoleksi 60 kartu kuning dari 25 pekan. Di bawah mereka hadir Bologna (59), Verona (58), Genoa (56), dan Cagliari (55).

Sementara itu, tim-tim besar masih relatif jarang menerima kartu kuning. Napoli, yang duduk di puncak klasemen, sejauh ini menerima 34 kartu kuning, sedangkan Juventus 38 dan AC Milan 40. Paling sedikit adalah AS Roma, yakni 31.

Dari segi individu, cukup banyak juga pemain yang kerap menerima kartu kuning ini. Meski tidak langsung diusir wasit, kartu kuning tetap membuat pemain yang bersangkutan terkena larangan merumput karena akumulasi.

Berikut empat pemain yang paling banyak mengoleksi kartu kuning pada Serie A musim ini.


Tomas Rincon

Pemain Juventus, Mario Mandzukic (kanan) berebut bola dengan pemain Torino, Tomas Rincon pada laga perempatfinal Coppa Italia di Allianz Stadium, Turin, Italia, (3/1/2018). Juventus menang 2-0. (Alessandro Di Marco/ANSA via AP)

Gelandang Torino, Tomas Rincon menjadi salah satu kolektor kartu kuning terbanyak. Sejauh ini, pemain Venezuela itu sudah mengoleksi sembilan kartu kuning dari 24 laga. Ia bahkan sudah menerimanya pada laga pertama ketika menghadapi Bologna, 20 Agustus 2017 lalu.

Banyaknya kartu kuning yang didapat Rincon tidak terlepas dari peran yang dijalankannya. Ya, sebagai jangkar, gelandang 30 tahun itu dituntut untuk menghentikan laju lawan yang hendak menusuk ke jantung pertahanan Granata. Dengan demikian, ia mau tak mau harus bermain sedikit keras. Untungnya, meski sering menerima kartu kuning, ia belum sekalipun mendapat kartu merah.

Musim lalu, Rincon tidak sesering ini mendapat kartu kuning. Separuh musim bersama Genoa, dalam 16 pertandingan, ia hanya mendapat empat kartu kuning. Sedangkan separuh musim memperkuat Juventus, ia tak mendapat kartu kuning dalam 13 penampilan.

Ya, sebelum gabung Torino, Rincon sempat dibeli Juventus dari Genoa pada bursa musim dingin tahun 2017 dengan harga delapan juta euro. Namun, kariernya bersama Si Nyonya Tua hanya berlangsung enam bulan. Ia dipinjam Torino di awal musim dengan biaya tiga juta euro dan Januari lalu dibeli permanen senilai enam juta euro.


Luca Cigarini

Luca Cigarini (tengah). (AFP/Marco Bertorello)

Berikutnya ada gelandang bertahan Cagliari, Luca Cigarini. Pemain yang pernah diincar AC Milan pada tahun 2016 itu juga sudah mengantongi sembilan kartu kuning musim ini. Namun, dia mencapainya dari 22 penampilan.

Kartu kuning pernah membuat Cigarini dilarang tampil di pekan ke-18, saat Cagliari bersua Fiorentina. Penyebabnya tak lain karena ia menerima kartu kuning dalam dua pertandingan sebelumnya. Sialnya, begitu kembali tampil di pekan berikutnya, ia kembali mendapat kartu kuning saat timnya mengalahkan Atalanta 2-1.

Cigarini bergabung dengan Cagliari musim ini dengan status bebas transfer. Sebelumnya, pemain 31 tahun itu pernah membela Sampdoria, Atalanta, Napoli, Sevilla, serta Parma.

Dari semua klub tersebut, ia paling lama bermain untuk Atalanta. Ia mencatatkan 182 penampilan, dan menyumbang 12 gol serta 13 assist untuk Orobici. Karena penampilan bagusnya saat berseragam Atalanta, Cigarini sempat diinginkan AC Milan.


Pasquale Schiattarella

Gelandang SPAL Pasquale Schiattarella. (AFP/Tiziana Fabi)

Dalam daftar berikutnya kembali hadir gelandang bertahan. Dia adalah Pasquale Schiattarella, pemain SPAL. Seperti Rincon dan Cigarini, ia juga menerima sembilan kartu kuning. Semua diterimanya dalam 22 pertandingan.

Sialnya, setiap kali Schiattarella mendapat kartu kuning, timnya hampir selalu kalah. Dari sembilan kali mendapat kartu kuning, SPAL kalah enam kali, hanya meraih dua kemenangan, dan sekali imbang.

Dibanding Rincon atau Cigarini, karier Schiattarella memang kalah cemerlang. Sejak awal, pemain jebolan akademi Torino hanya pernah membela klub-klub kecil seperti Bari, Spezia, Latina, Anconitana, dan Livorno.

Kendati demikian, Schiattarella tetap merupakan pemain penting buat SPAL musim ini. Dalam 22 kali kesempatan tampil, 17 kali ia diturunkan sebagai starter.


Mohamed Fares

Winger Hellas Verona Mohamed Fares (kanan) berjibaku dengan bek Inter Milan Danilo D'Ambrosio pada laga Serie A, Oktober 2017. (AFP/Miguel Medina)

Jarang bermain tapi sering mendapat kartu kuning. Itulah Mohamed Fares, winger Hellas Verona asal Aljazair. Dalam 18 penampilan, pemain berkaki kidal itu sudah sembilan kali menerima kartu kuning. Artinya, ia mendapat kartu kuning setiap dua pertandingan.

Akibat kartu kuning, Fares sempat dilarang tampil di giornata 15, saat timnya menghadapi Genoa. Verona kalah 0-1 di laga tersebut.

Fares awalnya merupakan pemain didikan akademi Bordeaux. Tahun 2013, ia bergabung dengan tim junior Verona. Dia menembus tim senior sejak 2015 dan sudah dua musim merasakan kompetisi Serie A.

Musim ini, pemain 22 tahun itu kerap absen lantaran masalah fisik. Di awal musim, ia mendapat cedera ligamen dan harus menepi tiga pekan. Pada Desember 2017, giliran lututnya yang bermasalah dan memaksanya absen setengah bulan. (Abul Muamar)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya