40 Siswa Diduga Korban Guru Cabul di Surabaya Jalani Konseling

Hingga saat ini, guru cabul tersebut mengaku hanya mencabuli empat anak. Pernyataan itu kemudian segera diralatnya sendiri.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 25 Feb 2018, 21:04 WIB
Siswa diduga korban guru cabul di Surabaya jalani konseling. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Polda Jawa Timur menerjunkan tim psikologi untuk menjalani trauma healing bagi 40 siswa yang menjadi korban pencabulan yang dilakukan oleh seorang guru bernama Muhammad Saebatul Hamdi (MSH) (27), warga Simo Sidomulyo 8/41B, RT 006/RW 017, Petemon, Sawahan, Surabaya, Jawa Timur.

"Kami sudah terjunkan tim psikologi untuk melaksanakan konseling terhadap kasus pelecehan seksual yg dilakukan kepada beberapa siswa," tutur Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Frans Barung Mangera, Jumat, 23 Februari 2018.

Sedikitnya ada 40 siswa yang sudah menjalani konseling di sekolah para korban. Maksud dan tujuan kegiatan tersebut dilakukan adalah untuk mengidentifikasi kondisi psikologis korban saksi sekaligus trauma healing.

Tim konseling melibatkan Tim Psikolog PPT Jawa Timur dan Reskrimum Kanit Renata (Remaja Anak dan Wanita). Di luar itu, polisi juga telah memvisum terhadap para korban guna memperkuat bukti.

Pemeriksaan dilakukan secara berkelanjutan mengingat jumlah korban pencabulan mencapai 65 orang. "Bukan hanya korban, tapi para saksi dari orangtua dan guru juga kita mintai keterangan," ujar Kabid Humas.

 

 


Ternyata Wali Kelas

Tersangka guru cabul di Surabaya (Liputan6.com / Dian Kurniawan)

Sebelumnya, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur (Jatim) Irjen Pol Machdud Arifin menurutkan bahwa telah menangkap MSH (29), seorang guru Sekolah Dasar Islam di Surabaya, Jawa Timur.

"Tersangka Ini merupakan wali kelas, kelas IV SD tersebut. Korbannya seabrek-abrek, yang mengadu kepada polisi, kurang lebih 65 orang atau murid satu kelas," tuturnya di Mapolda Jatim, Kamis, 22 Februari 2018.

Menurut Kapolda, semua korban yang mengadu adalah siswa laki-laki. Korban dicabuli di sejumlah tempat, seperti kolam renang, di dalam bus, bahkan pernah di dalam kelas.

"Karena korbannya banyak dan masih anak-anak, sudah pasti diterapkan pemberatan hukuman," katanya.

Kapolda menegaskan bahwa setelah menerima laporan dari para orangtua korban, polisi langsung memeriksa orangtua dan korban. "Sudah ada beberapa orangtua dan korban yang sudah kami mintai keterangan," ucapnya.

Sementara itu, guru tersebut membantah jumlah korban pencabulannya mencapai 65 orang. Ia hanya menyebut empat anak saja.

Dia juga mengaku tidak mengiming-imingi korban dengan apapun saat beraksi. Dia bahkan membantah mencabuli mereka.

"Enggak diapa-apain, cuma disuruh duduk di depan saja. Itu sebetulnya enggak banyak, cuma karena ada laporan yang lain, maka dianggapnya banyak," ujar tersangka sambil menundukkan kepalanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya