Liputan6.com, Purbalingga - Partai Demokrasi Indonesia (PDIP) resmi mengusung Presiden Joko Widodo sebagai calon presiden (capres) pada Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2019.
Pengumunan itu disampaikan langsung oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDIP, di Bali, Jumat (23/2/2018).
Konstelasi politik pun berubah hanya berkisar pada siapa yang akan mendampingi Jokowi sebagai calon wakil presiden (cawapres) dalam helatan akbar itu.
Baca Juga
Advertisement
Keputusan PDIP untuk kembali mengusung Jokowi kali kedua pun dianggap memupus kemungkinan lahirnya poros ketiga dalam Pilpres 2019. Musababnya, kini lima partai berkomitmen mengusung Jokowi sebagai capres pada Pilpres 2019.
Kelima partai tersebut, yakni, Partai Golkar, Nasdem, Hanura, PPP, dan PDIP. Dengan begitu, kemungkinan besar Pilpres nanti akan saling berhadapan dengan dua calon saja.
“PDIP sudah secara resmi mengusung Jokowi. Melihat konstelasi politik yang ada, berarti mengakhiri spekulasi berkembangnya poros ketiga,” ucap Ketua Umum PPP, Muhammad Romahurmuziy, saat bersilaturahmi dengan para alim ulama di Pondok Pesantren Nurul Barokah, Beji, Purbalingga, Jumat malam (23/2/2018).
Spekulasi Cawapres Pendamping Jokowi di Pilpres 2019
Hal ini juga seusai dengan presidential threshold sebesar 20 persen kursi. Mempertimbangkan kecenderungan partai politik saat ini, dinilai poros besar yang muncul nyaris serupa dengan Pilpres 2014 lalu.
Sebab itu, poros ketiga yang digadang-gadang berpotensi lahir di luar poros Jokowi dan Prabowo pun nyaris tak mungkin terbentuk.
Kepastian PDIP untuk kembali mencalonkan Jokowi pun memunculkan spekulasi siapa yang akan mendampingi sebagai calon wakil presiden (cawapres). Beredar nama-nama dengan latar belakang pengusaha, militer, tokoh masyarakat, dan partai politik.
Soal ini, Romy berpendapat agar Jokowi tetap pada pakem narasi besar bangsa Indonesia yang dibangun di atas nasionalisme dan agama. Ia pun menilai cawapres ideal yang bakal mendampingi Jokowi berlatar belakang agamis.
Advertisement
Tokoh Berlatar Agamis Berpotensi Digandeng Jokowi
Namun begitu, dia berpendapat dengan latar belakang agamis yang mendampingi Jokowi relatif menjamin ketenteraman di masa depan. Sebab, pakem itulah yang sudah ada ditegakkan sejak kepemimpinan Presiden Sukarno.
Akan tetapi, ia tak menyebut nama figur atau yang berpotensi besar mendampingi Jokowi.
“Tapi kalau bicara figur, sekali lagi kriteria yang memiliki latar belakang agamis yang lebih akan menenteramkan kepemimpinan nasional ke depan,” dia berpendapat.
Terkait namanya yang juga muncul sebagai salah satu kandidat cawapres, Romy berujar bahwa hal itu merupakan apresiasi masyarakat. Baginya, sah-sah saja ada kelompok masyarakat yang memasukkan dirinya sebagai kandidat.
"Kalau nama saya masuk nominasi cawapres itu wajar. Tapi saya memilih mengalir saja. Kalau bicara soal nama, kami serahkan ke Pak Jokowi saja,” dia menegaskan.