Liputan6.com, Malang - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyebut masih ada penyelundup sabu yang hendak masuk ke wilayah Indonesia. Keberadaan para penyelundup itu pun terus dipantau tim gabungan yang terlibat dalam upaya pemberantasan narkoba.
"Kita kemarin sudah menangkap pelaku penyelundup sabu. Dan itu pun kita pantau, masih ada penyelundup lainnya," kata Panglima TNI Hadi Tjahjanto usai memberikan orasi ilmiah di Universitas Muhammadiyah Malang, Sabtu (24/2/2018).
Advertisement
Ia menambahkan, TNI bekerja sama dengan Polri, Badan Narkotika Nasional (BNN), dan Bea Cukai untuk pemberantasan narkoba. Terutama penyelundupan barang haram itu melalui jalur perairan Indonesia. Sinergitas antarinstansi itu penting untuk menangkal peredaran narkoba.
"Kita sudah masuk darurat narkoba. Karenanya, penting sinergitas semua pihak untuk menangkal itu," ujar Panglima TNI.
Dia mengatakan, TNI khususnya TNI Angkatan Laut bisa saja menggerakkan armada ke beberapa titik perairan yang dicurigai jadi pintu masuk penyelundupan narkoba. Namun, menggerakkan armada tetap bergantung informasi yang masuk dari intelijen.
"Kita bisa memosisikan armada itu sesuai bentuk ancaman, tergantung informasi intelijen yang ada. Semua akan kita jaga," tutur Hadi.
Sabu Masuk RI
Dalam satu bulan ini, beberapa kali penyelundupan sabu bisa digagalkan. Kapal Republik Indonesia (KRI) Sigurot 864 mengamankan kapal Sunrise Glory di Selat Philips, Batam, pada 7 Februari. Di dalam kapal itu ditemukan narkoba jenis sabu seberat sekitar 1 ton.
Bea Cukai Kepulauan Riau juga menggagalkan penyelundupan 1,6 ton sabu pada 20 Februari kemarin.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan kekhawatirannya terhadap peningkatan yang sangat ekstrem terkait kasus narkoba sabu pada awal 2018 ini.
Menurut dia, pengungkapkan sabu seberat 1,6 ton di Batam pada Selasa, 20 Februari 2018 lalu menjadikan kasus ini meningkat tajam di banding sebelumnya.
"Jika pada 2017 lalu tangkapan narkoba sebanyak 2,132 ton sabu dari 342 kasus. Dua bulan pertama di 2018 ini sudah ada 2,932 ton tangkapan sabu dari 57 kasus," kata Sri Mulyani di Pelabuhan Logistik Sekupang, Batam, Jumat, 23 Februari 2018.
Dia mengatakan, kasus narkoba di Indonesia terus meningkat setiap bulan. Ini dibuktikan dengan adanya kasus penangkapan kapal pengangkut narkoba sabu yang jumlahnya di atas satu ton dengan waktu yang tak berselang lama.
Menurut Sri Mulyani, dua tangkapan besar pada awal tahun ini bukan akhir dari perang terhadap kejahatan tersebut. Sebaliknya akan menjadi peringatan bagi semua pihak bahwa mafia narkoba semakin mengancam pertahanan Indonesia.
Ia mengharapkan sinergi yang sudah terjalin kuat antara Polri, TNI, BC, BNN, dan pihak lainnya semakin diperkuat. Selain itu, pihaknya juga akan mendukung dalam bentuk penambahan anggaran.
"Kita dukung dengan maksimal dengan penambahan anggaran untuk TNI, Polri, BNN, BC (Bea Cukai), dan instansi terkait lain, agar ancaman ini bisa kita atasi bersama," kata Sri Mulyani.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement