Liputan6.com, Jakarta - Berhasil meraih tempat keempat Piala Presiden 2018, bukan berarti PSMS Medan tidak menggelar evaluasi. Terkini, tim berjuluk Ayam Kinantan tersebut tengah melakukan pencarian untuk posisi penyerang asing.
Posisi dua striker PSMS, Kisito Wilfried Yessoh dan Sadney Urikhob belum sepenuhnya aman. Ada indikasi bahwa pasukan Djadjang Nurdjaman tidak terlalu puas dengan performa keduanya selama melakoni turnamen pramusim.
Baca Juga
Advertisement
Patokan juru gedor impor yang ideal untuk PSMS ialah Marko Simic. Penyerang Persija Jakarta tersebut mencuri perhatian lantaran berhasil membawa klubnya keluar sebagai kampiun Piala Presiden 2018. Lebih dari itu, pemain berusia 30 tahun ini juga menggondol gelar pemain terbaik dan pencetak gol terbanyak turnamen.
“Mungkin soal posisi penyerang asing ada yang dievaluasi. Pada turnamen lalu, mereka kurang menunjukkan kualitas," buka Sekretaris Umum PSMS, Julius Raja ketika dihubungi wartawan.
"Kita maunya pemain asing seperti (Marko) Simic untuk dijadikan sebagai target man,” katanya menambahkan.
Selama turnamen pramusim, total Simic membuat 14 gol untuk Persija. Sosoknya menjelma sebagai striker idaman para peserta Liga 1 2018.
Masih Belum Aman
Nasib Yessoh dan Sadney di PSMS masih abu-abu. Ayam Kinantan akan menunggu hingga akhir pendaftaran pemain kompetisi Liga 1 2018 untuk memastikan masa depan keduanya.
Adapun, PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi telah membuka pendaftaran pemain untuk setiap peserta pada 10 Februari - 29 Maret 2018. PSMS bakal memanfaatkan rentang waktu panjang tersebut untuk mencari penyerang asing yang berkualitas.
“Mereka belum aman karena belum didaftarkan untuk Liga 1. Jadi masih tergantung coach (Djadjang),” kata Julius Raja.
Advertisement
Cap Gagal di Piala Presiden
Indikasi tidak amannya Yessoh dan Sadney di PSMS karena kekalahan tiga kali berturut-turut pada babak-babak akhir Piala Presiden. Ayam Kinantan tumbang dua kali melawan Persija di semifinal, dan kembali takluk oleh Sriwijaya FC pada perebutan tempat ketiga.
“Meski kita nomor empat, tapi kami kalah tiga kali beruntun. Jadi kami mau mengevaluasi beberapa pemain, terutama lini tengah dan depan. Kok tidak bisa mencetak gol. Jadi kalau mau ambil pemain asing, itu yang nilainya 8,5. Bukan 6,5 yang sama dengan pemain lokal. Kita kan bayarnya juga dua kali lipat,” tutup Julius Raja.