5 Alasan Barcelona Bisa Tanpa Gelar Musim Ini

Barcelona berpeluang meraih treble musim ini

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Feb 2018, 06:48 WIB
Lionel Messi (kiri) bersama rekannya Andres Iniesta melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Chelsea pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions di Stamford Bridge, London (20/2). (AP Photo/Frank Augstein)

Liputan6.com, Jakarta Bagaimana bisa Barcelona yang belum terkalahkan di liga bisa berakhir tanpa gelar musim ini? Semuanya dalam sepak bola tak ada yang mustahil karena ada beberapa alasan yang melatari.

Tim berjuluk Blaugrana itu memang masih punya peluang untuk treble. Selain apik di La Liga, mereka punya gol tandang melawan Chelsea pada Liga Champions dan berada di final Copa del Rey menghadapi Sevilla.

Kendati demikian keadaan bisa saja berbalik buat Barcelona. Terutama di Liga Champions mengingat Chelsea pernah punya memori baik saat melangkah ke final Liga Champions 2012 dengan bungkam Barca di Camp Nou (agregat 2-3 buat Chelsea).

Bagaimana di liga dan Copa del Rey? Semuanya belum ada yang bisa jamin. Untuk itu, ada lima alasan mengapa Barcelona bisa tanpa gelar musim ini dikutip dari Sportskeeda:


Melempemnya Dembele

Ousmane Dembele berfoto menggunakan jersey tim dengan Presiden FC Barcelona, Josep Maria Bartomeu di Camp Nou stadium, Barcelona, (27/8/2017). Barcelona menebus Ousmane Dembele sebesar Rp. 2,3 triliun dari Dortmund. (AP/Manu Fernandez)

Pada musim panas 2017, target utama Barcelona adalah Marco Verratti, tapi gagal. Mereka juga kehilangan Neymar ke Paris Saint-Germain. Pada saat itu, menjadi keharusan bagi mereka untuk merekut penggantinya dan daratkan Ousmane Dembele.

Dembele punya potensi besar dalam dirinya. Dia punya kecepatan dan sangat tajam, mirip-mirip Neymar pada masa mudanya. Namun sejak pindah ke Barcelona, ??bagaimanapun, dia dibalut cedera serius.

Akibatnya, Dembele harus absen dalam waktu lama sebelum membuktikan diri. Ini mungkin menghambat peluang Barcelona musim ini terutama karena kedalaman skuat yang terbilang terbatas.


Kurangnya Kedalaman di Liga Champions

Bridge, London (20/2). Gol ini merupakan torehan ke-61 Messi dari total 122 penampilan selama keikutsertaannya di Liga Champions. (AP Photo/Frank Augstein)

Dengan kondisi Ousmane Dembele yang tidak menentu, semakin sulit bagi Barcelona untuk menemukan pilihan kualitas di bangku cadangan, terutama di Liga Champions. Philippe Coutinho adalah pemain yang fantastis dan tentu saja merupakan pilihan kelas dunia dari bangku cadangan, namun ia tak bisa dimainkan pada fase knock-out karena pernah bermain untuk Liverpool musim ini.

Akibatnya, Barca hanya mengandalkan Andre Gomes dan Paco Alcacer yang jarang digunakan di bangku cadangan. Andai pemain utama cedera, mau tak mau kedua pemain tersebut dimainkan dan jelas belum teruji betul kualitasnya.

Yerry Mina memang bisa bermain di Liga Champions. Tapi, apa gunanya bek jika tim berada dalam posisi harus mencetak gol agar bisa maju ke babak berikutnya?


Dibayangi Bulan-Bulan Buruk

Pemain Barcelona, Lionel Messi mengontrol bola dengan kawalan pemain Chelsea, Pedro Rodriguez pada leg pertama 16 besar Liga Champions di Stamford Bridge, Selasa (20/2). Barcelona memaksakan hasil imbang 1-1 melalui sepakan Messi. (AP/Alastair Grant)

Setiap musim, bulan Maret dan April biasanya merupakan penentuan. Ini adalah saat bagi tim untuk menentukan nasib di penghujung musim.

Barcelona sudah merasakan bulan-bulan buruk karena baru saja meraih tiga hasil imbang dari empat pertandingan terakhir di Liga Champions dan La Liga. Musim lalu, mereka kehilangan dua pertandingan pada bulan Maret dan April.

Sedang, pada musim sebelumnya, mereka kehilangan tiga laga dalam jangka waktu yang sama. Kadang-kadang, rasanya Barcelona menunjukkan tanda-tanda kelelahan dan tak lagi fokus. Andai terulang, bukan tak mungkin El Barca justru terperosok dan gagal meraih gelar.


Kebangkitan Atletico Madrid

Pemain Chelsea, Eden Hazard melakukan tendangan ke gawang Atletico Madrid pada matchday terakhir Grup C Liga Champions di Stamford Bridge, Rabu (6/12). Chelsea Lolos ke fase gugur Liga Champions usai bermain imbang 1-1. (AP/Alastair Grant)

Atletico Madrid tengah menikmati penampilan bagus. Terakhir kali Rojiblancos gagal raih poin pada tanggal 20 Januari. Mereka juga memiliki keunggulan, yakni tidak bermain di Liga Champions atau Copa Del Rey.

Akibatnya, fokus pasukan Diego Simeone itu tertuju pada liga karena Liga Europa seharusnya tidak benar-benar menjadi perhatian Rojiblancos lantaran statusnya yang kasta kedua di Eropa. Patut diingat, Atletico hanya 7 poin di belakang Barcelona.

Mereka juga akan menghadapi Barca sebelum musim ini berakhir. Kemenangan di sana akan mengurangi gap menjadi empat poin. Sedangkan Barca akan memiliki pertandingan Liga Champions pertengahan minggu untuk diikuti, sesuatu yang tidak dimiliki Atletico yang bisa menelikungnya.


Ketergantungan Messi

Gelandang Chelsea, Cecs Fabregas, mencoba merebut bola dari bintang Barcelona, Lionel Messi, di Stamford Bridge, Rabu (21/2/2018). (AP).

Barca memang cemerlang, tapi terlalu bergantung kepada si pemain ajaib, Lionel Messi. Namun patut diingat, Messi bukan robot, yang tentu punya batas kekuatan.

Pemain Argentina itu telah memainkan paling banyak menit untuk Barcelona di antara pemain lain dan menempati urutan kedu di belakang Gerardo Moreno pada La Liga dalam hal itu. Bermain begitu banyak pasti membuat pemain merasa letih setelah beberapa saat, yang bisa memengaruhi penampilannya.

Sejauh ini, Messi telah melakukannya dengan sangat baik untuk menyelamatkan tim berkali-kali. Namun, Barcelona terlihat seperti tim yang sangat bergantung dengan Messi yang bisa jadi titik lemah dan dimanfaatkan tim lawan.(Eka Setiawan)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya