Kelas Motor Listrik MotoGP 2019 Pakai Energica Ego

2019 mendatang, MotoGP akan membuka kelas baru yakni kelas motor listrik yang disebut Moto-e. Energica Ego menjadi motor yang akan dipakai di kelas ini.

oleh Yurike Budiman diperbarui 25 Feb 2018, 19:06 WIB
Motor Energica Ego akan dipakai di kelas motor listrik MotoGP 2019 mendatang (energicamotor)

Liputan6.com, Italia - MotoGP akan membuka kelas baru untuk balap motor listrik pada 2019 mendatang. Kelas ini dinamakan Moto-e.

Disitat dari New Atlas, Minggu (25/2/2018), Dorna Sports, promotor MotoGP, telah memilih motor Energica Ego dari Italia untuk digunakan dalam ajang ini.

Meski menggunakan daya listrik, tenaga yang mampu dihasilkan Energica Ego bisa mencapai 145 Tk dengan torsi 200 Nm.

Untuk bobotnya sendiri, mencapai 258 kg. Sebagai perbandingan, berat minimum motor MotoGP ditetapkan 160 kg. Sedangkan untuk top speed yang bisa diraih mencapai 240 km/jam.

Meski berat, mereka yang pernah mencoba motor tersebut, termasuk mantan pebalap MotoGP Loris Capirossi, menyatakan Ego amat gesit dan mudah dikendalikan.

 


selanjutnya

Motor yang akan digunakan dalam Moto-e 2019 Energica Ego (energicamotor)

Untuk versi MotoE, Dorna dan Energica tengah memikirkan cara untuk mengurangi berat tersebut. Salah satunya dengan mengganti baterai berkapasitas 11,7 kWh yang digunakan pada Ego versi produksi massal.

Baterai standar itu bisa membawa Ego menempuh jarak antara 128-160 km, tergantung cara mengemudinya. Karena MotoE hanya akan menempuh 10 putaran sirkuit, atau sekitar 40 km, opsi mengganti baterai untuk mengurangi berat sepertinya masuk akal.

Pada versi standar, dibutuhkan waktu hingga 3,5 jam untuk mengisi baterai dari nol hingga penuh. Tentu saja tidak memungkinkan untuk menunggu waktu selama itu dalam sebuah Grand Prix.

Energica Ego diklaim menjadi motor listrik tercepat di dunia yang dibanderol 25.000 dolar Amerika atau setara Rp 341 juta.

Energica Ego sempat dibandingkan dengan Lightning LS-218 yang berhasil mendapatkan rekor top-speed 350 km/jam. Namun LS-218 dinilai lebih mahal yakni Rp 519 juta dan memakan waktu yang lebih lama untuk diproduksi.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya