Liputan6.com, Jakarta - Manchester United (MU) dan Liverpool adalah dua tim yang tak bisa dilepaskan dari perjalanan karier Danny Guthrie. Di sanalah Guthrie mendapat modal untuk menjadi pemain profesional.
Bagi banyak orang, termasuk Danny Guthrie, MU dan Liverpool adalah dua tim yang memiliki tingkat rivalitas sangat tinggi. Karenanya, saat ada seorang pemain yang hijrah demi bergabung ke salah satunya, ia akan dicap sebagai pengkhianat.
Baca Juga
Advertisement
Danny Guthrie sendiri sempat mengakui kepindahannya dari akademi MU ke Liverpool sempat menjadi masalah. Namun, ia juga tak ingin melupakan jasa kedua klub itu begitu saja. Sampai sekarang pun pemain berusia 30 tahun itu masih mengikuti kabar soal MU dan Liverpool.
Saat mengunjungi kantor redaksi Liputan6.com di SCTV Tower, mantan gelandang Blackburn Rovers itu memberikan penilaiannya soal kondisi terkini MU dan Liverpool. "Kesulitan terbesar MU adalah Manchester City memiliki level yang sangat berbeda," kata Guthrie.
"Untuk Liverpool, tim saya, mereka adalah tim yang bagus dengan serangan. (Roberto) Firmino, (Sadio) Mane, dan (Mohamed) Salah sangat taktikal dan luar biasa, sayang banyak masalah pada pertahanan. Tapi mereka sangat dekat untuk menjadi tim yang sangat hebat," tegasnya.
Soal Sepak Bola Indonesia
Guthrie saat ini menjadi penggawa Mitra Kukar per Januari 2018. Ia meneken kontrak berdurasi satu tahun bersama tim berjulukan Naga Mekes tersebut. Sayang, saat ini ia tengah didera cedera yang didapat di Piala Presiden 2018.
Meski belum genap dua bulan di sini, ia sudah bisa memberikan penilaian soal sepak bola Indonesia. "Sepak bola Indonesia bagus, mereka memiliki pemain yang begitu antusias. Mereka memiliki dedikasi dan profesional, jadi ini sangat bagus," ungkap Guthrie.
"Perbedaannya dengan sepak bola Eropa mungkin lebih kepada faktor fisik. Pemain Eropa memiliki postur besar, tapi Indonesia memiliki teknik yang bagus," tambah pemain yang sempat bermain empat kali bersama Timnas Inggris U-16 itu.
Advertisement
Adaptasi di Indonesia
Adaptasi yang dilakukannya selama di Indonesia sampai saat ini pun berjalan tanpa kendala. Apalagi, tiga anaknya dan istrinya sudah menyusul ke Indonesia. Ia juga tak mengeluhkan soal cuaca dan makanan di Indonesia.
"Saya mulai sedikit mempelajari bahasa. Cuacanya hangat, tapi tubuh saya bisa beradaptasi tanpa masalah. Makanannya juga enak, tidak terlalu pedas bagi saya, tapi nasi goreng sangat enak. Sekarang keluarga saya sudah menyusul, jadi sekarang sempurna," papar Guthrie.