26-2-1998: Gerhana Matahari yang Bikin Decak Kagum Warga Venezuela

Hari ini, 20 tahun yang lalu, ribuan orang dari seluruh dunia mendatangi pesisir timur laut Venezuela untuk menyaksikan gerhana matahari 26 Februari 1998

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 26 Feb 2018, 06:00 WIB
Ilustrasi Gerhana Matahari Total (iStockphoto)

Liputan6.com, Caracas - Hari ini, 20 tahun yang lalu, rasa penasaran, mitos, sains, bisnis, hiburan, dan teknologi mendorong ribuan orang dari seluruh dunia mendatangi pesisir timur laut Venezuela. Mereka ingin menyaksikan fenomena alam tak biasa: gerhana matahari total 26 Februari 1998.

Bayangan bulan yang menutupi matahari mulai teramati di Samudera Pasifik di tenggara Hawaii, bagian utara Amerika Selatan dan Karibia, dan berakhir di lautan Atlantik dekat Afrika -- antara Canary Islands dan Moroko.

Itu adalah gerhana matahari total kedua yang terjadi di Venezuela pada abad ke-20. Yang pertama terjadi pada 3 Februari 1916. Demikian Today in History Liputan6.com (26/2/2018).

Fenomena alam tersebut disambut decak kagum dan kemeriahan di seluruh negeri. Kelompok musik dan DJ dari Eropa dan Amerika Serikat berpartisipasi dalam festival Total Eclipse -- yang didatangi kaum muda dari penjuru bumi.

Gerhana matahari total juga teramati di area danau Sinamaica, dan negara bagian kaya minyak zulia -- yang dekat dengan perbatasan Kolombia.

Zulia juga menjadi rumah bagi penduduk asli Anu. Di sana, persiapan menyambut gerhana matahari total dilakukan sama sekali berbeda. Tak ada perayaan apalagi pesta pora. Lantas, seperti apa?


Mitos Penduduk Tradisional Anu di Venezuela Seputar Gerhana Matahari

Ilustrasi Gerhana Matahari Total (iStockphoto)

Penduduk asli Anu di Venezuela punya dua mitos terkait 'kegelapan' yang disebabkan gerhana. Pertama, perempuan hamil harus bersembunyi, agar bulan tak mencuri nyawa anak mereka.

Dikhawatirkan, jabang bayi akan lahir tak bernyawa. Atau, jika bulan gagal merampas hidup mereka, anak tersebut akan lahir dengan badan penuh bintik seperti permukaan rembulan.

Warga Anu juga yakin, anak-anak adalah cahaya, sehingga mereka harus mengusir kegelapan itu, dengan cara menciptakan suara-suara bising untuk menghalaunya.

Beberapa hari sebelum gerhana, para tetua adat Sinamaica mengajarkan pada anak-anak untuk menciptakan kegaduhan seheboh mungkin, menggunakan kano, dayung dan tongkat, untuk 'mengembalikan' matahari.

Sekolah-sekolah di negara bagian Zulia dan sebagian negara bagian Falcon meliburkan murid-murid. Agar anak-anak itu tak ketakutan. Hal serupa juga diberlakukan di ibukota, Caracas -- di mana Matahari hanya akan terlihat 90 persen.

Maracaibo, ibukota negara bagian Zulia, menobatkan diri sebagai 'ibukota gerhana matahari total'. Sejumlah suvenir dijual, termasuk filter untuk menyaksikan fenomena itu.

Gubernur Francisco Arias meminta angkatan bersenjata membantu mencegah warga nekat menyaksikan gerhana matahari dengan mata telanjang.

Sang kepala daerah menjelaskan alasan di balik itu. "Untuk mencegah apa yang terjadi di Mexico City, di mana 5.000 orang dilaporkan mengalami kebutaan," demikian Liputan6.com kutip dari situs Inter Press Service (IPS).

Setiap tahun, 2 sampai 7 gerhana terjadi di dunia, namun banyak dari mereka yang tidak terlihat dari daratan.

Apa yang terjadi di Venezuela, menurut para ilmuwan, sangat istimewa. Sebab, dua gerhana matahari total terjadi 2 kali dalam 1 abad di negara tersebut.

Peristiwa Lain...

Selain gerhana matahari total di Venezuela, sejumlah peristiwa penting juga terjadi pada tanggal 26 Februari.

Pada 1993 terjadi insiden pemboman di World Trade Centre, Amerika Serikat. Kala itu, sebuah bom dalam van yang diparkir di bawah gedung North Tower WTC meledak, menewaskan 6 orang dan mencederai ribuan lainnya.

Sementara, pada 2013 terjadi kecelakaan balon udara di Luxor, Mesir. Akibatnya, 19 penumpang tewas dan 2 lainnya luka-luka.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya