Menlu RI Sambangi Kontingen Garuda dan KRI Usman Harun di Lebanon

Mengawali kunjungan kerja ke Lebanon, Menlu RI disambut jajar kehormatan Angkatan Laut Kontingen Garuda di KRI Usman Harun yang berlabuh di Pelabuhan Beirut pada Minggu, 25 Februari 2018 waktu setempat.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Feb 2018, 08:42 WIB
Menlu RI Retno Marsudi bersama Kontingen Garuda di atas KRI Usman Harun di Port Beirut, Lebanon (25/2/2018). KRI Usman Harun beserta personel ALRI di sana merupakan bagian gugus tugas Maritime Task Force UNIFIL -- Pasukan Perdamaian PBB untuk Lebanon (Kemlu RI)

Liputan6.com, Beirut - Mengawali kunjungan kerja ke Lebanon, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi disambut jajar kehormatan Angkatan Laut Kontingen Garuda di KRI Usman Harun yang berlabuh di Pelabuhan Beirut pada Minggu, 25 Februari 2018 waktu setempat.

Kepada 100 personel angkatan laut kontingen Garuda yang memperkuat pasukan maritim UNIFIL, Menlu RI menyampaikan rasa bangga dan penghargaan atas kontribusi dan profesionalitas angkatan laut Indonesia dalam berkontribusi kepada perdamaian dunia.

"Saya sampaikan apresiasi kepada pasukan perdamaian Garuda yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia," kata Retno Marsudi kepada personel Angkatan Laut Kontingen Garuda di Pelabuhan Beirut, Lebanon, seperti dikutip dari rilis resmi Kementerian Luar Negeri RI (26/2/2018).

Personel Angkatan Laut Kontingen Garuda di KRI Usman Harun merupakan bagian dari Pasukan Perdamaian Indonesia yang bertugas sebagai bagian dari Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB di Lebanon atau United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL).

Kontingen Garuda saat ini telah menjadi tulang punggung operasi maritim UNIFIL. Dari 15 negara yang ikut dalam operasi maritim UNIFIL, hanya Indonesia bersama lima negara lainnya yang berkontribusi di kapal dan pasukan.

Saat bertemu dengan Angkatan Laut Indonesia di KRI Usman Harun, Menlu RI mengingatkan kembali pentingnya pasukan Indonesia untuk terus menjunjung tinggi profesionalitas, kinerja, disiplin, dedikasi, dan menjaga reputasi Indonesia dan TNI di UNIFIL.

"Saya mengingatkan agar pasukan Angkatan Laut di Kontingen Garuda untuk selalu menjaga nama baik Indonesia dengan selalu mematuhi hukum dan menghormati budaya setempat, serta menjaga sikap dan perilaku setiap berinteraksi dengan masyarakat setempat," tegas Menlu Retno Marsudi kepada Kontingen Garuda RI.


Sejarah Partisipasi ALRI di Maritime Task Force UNIFIL

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di atas KRI Usman Harun di Port Beirut, Lebanon (25/2/2018). KRI Usman Harun beserta personel ALRI di sana merupakan bagian gugus tugas Maritime Task Force UNIFIL -- Pasukan Perdamaian PBB untuk Lebanon (Kemlu RI)

Berdasarkan permintaan pemerintah Lebanon, PBB membentuk Maritime Task Force UNIFIL sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 tahun 2006. Partisipasi angkatan laut Kontingen Garuda di Maritime Task Force UNIFIL dimulai sejak tahun 2009 berlokasi di Markas Besar UNIFIL di Naqoura dan di Port of Beirut.

Adapun mandat dan tugas dari pasukan maritim UNIFIL adalah untuk membantu angkatan laut Lebanon dalam mengawasi peraitan dan garis pantai Lebanon, mencegah masuknya senjata dan barang ilegal melalui perairan Lebanon, serta melatih kemandirian anggota angkatan laut Lebanon.

Pasukan UNIFIL dibentuk PBB pada tahun 1978 untuk mendukung pelaksanaan mandat resolusi Dewan Keamanan PBB 425 dan 426 yang meminta Israel menarik mundur pasukannya dari Lebanon Selatan.

Sejak tahun 2006 dengan mandat resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 tahun 2006, terjadi peningkatan jumlah personel pasukan perdamaian PBB, termasuk dengan keikutsertaan kontigen Garuda dari Indonesia.

Saat ini Indonesia merupakan kontributor pasukan terbesar pada UNIFIL dengan jumlah total 1.290 personel di berbagai lokasi termasuk 100 personel angkatan laut Indonesia di Maritime Task Force UNIFIL. Pergelaran pasukan kontingen Garuda di Lebanon juga merupakan pergelaran pasukan Indonesia terbesar di luar negeri.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya