Liputan6.com, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mengakui adanya penurunan produksi dari blok minyak dan gas bumi (migas) eksisting yang dikelola oleh PT Pertamina (Persero). Penurunan tersebut diakibatkan dari penurunan secara natural (natural decline).
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabowo Taher mengatakan, penurunan tersebut sudah terjadi sejak 2013. SKK Migas pun tengah berupaya agar Pertamina bisa menaikkan laju produksi di blok eksisting tersebut.
"Pengelolaan blok ekisiting yang dikelola pertamina memang sedang alami penurunan, sejak 2013 laju penurunan cukup berat untuk dinaikkan," kata Wisnu di acara diskusi Menelisik Kemampuan Pertamina dalam Mengelola Blok Migas Habis Kontrak di Jakarta, Senin (26/2/2018).
Baca Juga
Advertisement
Beberapa atensi disebut Wisnu telah dilakukan untuk mendorong produksi perusahaan migas pelat merah itu. Salah satunya adalah menugaskan analisis khusus yang ditugaskan kepada Pertamina.
"Ada analisis khusus untuk ditugaskan ke Pertamina. SKK migas berusaha menaikan profil produksi untuk blok eksisting," ucap dia.
Meski demikian, Wisnu menuturkan, adanya tantangan ini seharusnya bisa dihadapi dengan baik. SKK Migas akan terus mendukung Pertamina agar bisa meningkatkan performanya.
"Constraint-constraint yang harus bisa dihadapi dan adanya tambahan ini bisa menjadi tantangan tersendiri buat pertamina. Komitmen kami tetep sama, selalu mendukung pertamina agar kinerjanya lebih baik lagi," pungkas Wisnu.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
SKK Migas Ingatkan Pertamina Genjot Produksi Blok Mahakam
Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengingatkan Pertamina Hulu Mahakam, sebagai operator Blok Mahakam yang baru untuk memenuhi target produksi siap jual (lifting) migas, yang telah disepakati dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2018.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan, kinerja Blok Mahakam sangat memengaruhi pencapaian target lifting migas nasional. Pasalnya, produksi dari blok migas yang terletak di Kalimantan Timur ini termasuk dalam daftar 10 besar di Indonesia. “Untuk itu, kinerja dari blok ini sangat memengaruhi kinerja lifting migas secara nasional,” kata Wisnu, di Jakarta, Selasa 6 Februari 2018.
Berdasarkan APBN 2018, target lifting yang di alokasikan untuk Blok Mahakam adalah sebesar 48.271 barel per hari (bph), untuk minyak 1.110 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk gas bumi.
Realisasi pencapaian lifting minyak dari Mahakam rata-rata per 31 Januari 2018 sebesar 31.053 bph atau sekitar 64 persen dari target APBN 2018. Sedangkan gas 969 MMSCFD atau sekitar 87 persen dari target APBN 2018.
Khususnya untuk minyak, produksi rata-rata mencapai sekitar 47.653 bph dan masih menunggu jadwal lifting untuk dapat memenuhi target di APBN 2018.
Untuk pengiriman produksi gas (inlet gas) ke Kilang Bontang, rata-rata per 31 Januari 2018, dari target Blok Mahakam sebesar 1.108 MMscfd, baru terpenuhi 966 MMscfd, atau 87 persen dari target.
Menurut Wisnu, pemenuhan target ini sangat penting terutama untuk gas bumi, karena Blok Mahakam memasok gas untuk Kilang LNG Badak di Bontang. Jika pasokan gas ke kilang ini di bawah target, maka penyaluran LNG tidak akan bisa memenuhi komitmen yang telah disepakati.
"SKK Migas menegaskan siap mendukung Pertamina Hulu Mahakam untuk memastikan kinerja operasi Blok Mahakam sesuai dengan target yang telah disepakati dalam APBN 2018," dia menandaskan.
Advertisement