Liputan6.com, Jakarta - Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) menerima kedatangan Presiden Majlis Bekas Wakil Rakyat Malaysia (Mubarak) Tan Sri Abdul Aziz Rahman.
Kedatangan Abdul Aziz ini untuk bertukar ide dan pengalaman terkait ideologi bangsa. Baik di Malaysia maupun Indonesia.
Advertisement
"Untuk kita bertukar ide dan pengalaman beliau sebagai tim yang kuat di sini, untuk saya gunakan sebagai landasan membentuk institusi rukun negara di Malaysia," kata Abdul Aziz di Kantor UKP-PIP, kompleks Sekretsriat Negara, Jakarta, Senin (26/2/2018).
Menurut Abdul Aziz, ideologi bangsa baik di Malaysia maupun di Indonesia memiliki kesamaaan. Yakni pentingnya hidup rukun seluruh masyarakat.
"Rukun negara agak serupa ya, sila kelima di sini (Indonesia) dengan rukun lima di Malaysia, titik-titik persamaannya serupa," ucap Abdul Aziz.
Sementara, Kepala UKP PIP Yudi Latif mengatakan, pertemuan dengan Abdul Aziz merupakan bentuk peningkatan kerja sama khususnya dalam bidang penguatan ideologi bangsa.
"Ke depan kita saling menguatkan satu sama lain dengann melakukan suatu kegiatan-kegiatan bersama," kata Yudi.
Menurut Yudi, Indonesia perlu bejalar dari Malaysia khususnya tentang peningkatan pembangunan negara. Misalnya di bidang pembangunan infrastruktur, ekonomi, dan pelayanan publik.
"Karena di sini masih banyak kesenjangan ekonomi, pelayanan-pelayanan publik juga masih harus diperbaiki. Dari segi itu Indonesia masih harus banyak belajar dari Malaysia," terang Yudi.
Namun di sisi nasionalisme, sambung Yudi, Indonesia jauh lebih baik ketimbang Malaysia. Menurut Yudi, hal ini bisa dilihat dari berjalan baiknya kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
"Indonesia meskipun ada kasus-kasus tertentu tapi secara umum hubungan antaragama, ras, etnis di sini, jauh lebih baik dan kita lebih bisa hidup bersama di dalam perbedaan," ucap Yudi.
"Dari kelebihan dan kekurangan inilah kita bisa saling belajar. Malaysia bisa belajar dari kelebihan kita, kita bisa belajar dari kelebihan Malaysia. Kita serumpun dan juga satu kemanusiaan," sambung dia.
Gelar Seminar Bersama
Malaysia dan Indonesia berencana menggelar seminar bersama yang khusus membahas tentang masing-masing ideologi bangsa dan perkembangannya. Seminar ini rencananya akan digelar di Kuala Lumpur pada September 2018 mendatang dan melibatkan 500 hingga 1000 peserta.
"Yang hadir pemimpin-pemimpin daripada Indonesia. Menemui pemimpin-pemimpin di Malaysia. Dalam seminar itu ada dua grup, satu rumpun tapi pemikiran-pemikirannya dikutip dan kamo berdialog. Mungkin juga ada pertukaran pemuda dan ahli terutama," ungkap Abdul Aziz.
Abdul Aziz mengatakan seminar ini untuk saling bertukar ide dan pengalaman tentang bagaimana Indonesia mempertahankan serta mengamalkan Pancasila.
"Bagaimana pemasarannya, meresap di kurikulum, misalnya daripada sekolah-sekolah hingga perguruan tinggi. Dan bagaimana Pancasila meresap di agensi-agensi pemerintah dinsini. Jadi kita tengok, rukun negara begitu juga. Supaya dikembangkan dari segi ideologinya, pengamalannya, untuk dihayati dan diterapkan," tandas Abdul Aziz.
Advertisement