MotoGP: Yamaha Movistar Kerja Keras di Tes Pramusim Terakhir

Tes pramusim MotoGP 2018 akan digelar di Sirkuit Losail.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Feb 2018, 09:00 WIB
Pembalap Movistar Yamaha MotoGP, Maverick Vinales, melakukan selebrasi di atas motornya setelah berhasil finis pertama pada balapan MotoGP Qatar di Sirkuit Losail, Minggu (26/3). Vinales mengalahkan Andrea Dovizioso dan Valentino Rossi. (Karim JAAFAR/AFP)

Liputan6.com, Doha - Tes pramusim di Sirkuit Losail pada 1-3 Maret mendatang menjadi pengujian terakhir para peserta MotoGP. Seluruh tim pun bersiap mengerahkan segala kemampuannya demi mencapai hasil maksimal saat seri pertama digelar pertengahan bulan depan.

Salah satu tim MotoGP yang diprediksi paling sibuk adalah Tim Movistar Yamaha. Apalagi dalam tes pramusim MotoGP sebelumnya, Yamaha belum menemukan setelan yang pas bagi motornya.

Tak heran kedua pembalap, yakni Maverick Vinales dan Valentino Rossi, saling mengeluhkan motor masing-masing. Rossi mengeluhkan kinerja perangkat elektronik dan Vinales pada sasis.

Ironisnya pada pengujian terakhir di Thailand keduanya mengalami kesulitan. Hal ini pun tak dibantah manajer Yamaha, Massimo Meregalli.

"Rossi sebenarnya sangat senang dengan motor baru, tapi dia menderita dengan perangkat elektronik. Sementara Vinales tidak bisa membuat motornya seusai keinginannya," ucap Meregalli, seperti dilansir GPone.

"Namun saya percaya keduanya sangat senang dengan mesin baru dan kecepatan yang ditampilkan YZR-M1," katanya menambahkan.

 


Beda Rossi dan Vinales

Duo pebalap Yamaha, Valentino Rossi (kanan) dan Maverick Vinales. (AP/Paul White)

Jika melihat perbedaan Rossi dan Vinales dalam memahami motor M1, bagaimana tim Yamaha menyikapinya? Meregalli menjelaskan bahwa ini bukan persoalan. Pasalnya, sejak tahun lalu dua pembalap selalu memiliki perbedaan pandangan.

"Kita bisa pergi dua arah. Sejak tahun lalu kita mengambil pembangunan di dua arah yang berbeda dan kita bisa melakukan hal yang sama sekarang. Sering kali penting untuk menyortir detail kecil, karena Anda merasa perlu melangkah mundur dan menyelesaikan semuanya. Saya menuju ke Qatar dengan sedikit kekhawatiran, tapi mungkin juga terjadi pada jalur yang berbeda, dengan suhu dan aspal yang berbeda," ucap Meregalli.

"Tiga tahun yang lalu, setelah tes pramusim di Qatar, semua orang mengatakan bahwa proyek M1 telah selesai dan sebuah revolusi dibutuhkan. Apa yang terjadi tahun itu? Kami memenangi gelar," Meregalli mengakhiri. (David Permana)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya