China Kembali Haramkan Winnie the Pooh, Ada Apa?

Pencarian kata Winnie the Pooh di beberapa aplikasi pengiriman pesan China tak lagi ada.

oleh Afra Augesti diperbarui 27 Feb 2018, 18:00 WIB
Pihak berwenang tidak menjelaskan penyensoran untuk pencarian Winnie the Pooh, tapi tahun lalu pernah beredar meme dari kartun beruang ini yang menyinggung Presiden China Xi Jinping dan PM Jepang Shinzo Abe. (AFP)

Liputan6.com, Beijing - Pemerintahan Presiden China, Xi Jinping, telah menghapus sejumlah frasa pada sistem pencarian aplikasi pengiriman pesan lokal.

Belum diketahui alasan pasti permintaan Pemimpin Partai Komunis itu, namun sejumlah pihak berpendapat penghilangan beberapa kata dan klausa dimaksudkan untuk menjaga nama baik dan kewenangan Xi Jinping, sebagai Orang Nomor Satu di China.

Langkah kontroversial tersebut menyulut protes keras dari pengguna media sosial. Warganet mengatakan, sensor yang dilakukan pemerintah merupakan upaya untuk menyetir dunia maya di Negeri Tirai Bambu.

Contohnya saja, beberapa istilah tiba-tiba hilang dari Sina Weibo sejak hari Minggu, seperti dilansir BBC, Senin 26 Februari 2018. Sina Weibo adalah situs microblogging buatan China yang mirip dengan Twitter dan Facebook. Situs ini merupakan yang terpopuler di Tiongkok.

Menurut laporan China Digital Times dan Free Weibo, frasa yang disensor meliputi: Saya tidak setuju (I don't agree), migrasi (migration), emigrasi (emigration), pemilihan kembali (re-election), istilah pemilihan (election term), amandemen konstitusi (constitution amendment), peraturan konstitusi (constitution rules), memproklamirkan dirinya sebagai kaisar (proclaiming oneself an emperor) dan Winnie the Pooh.

China mempekerjakan jutaan orang untuk memantau, menyensor, dan mengawasi segala macam aktivitas yang dianggap tak sejalan dengan pemerintah di internet.

Bahkan unggahan yang menggunakan kata "emigration" telah disensor, setelah pemerintah mengungkap telah terjadi lonjakan pengguna web yang mencari kata tersebut di mesin pencari Baidu.


Alasan di Balik Pencekalan

Rabbit, Winnie The Pooh, Eeyore dan Tigger berpose bersama, saat Winnie the Pooh menerima penghargaan di Hollywood Walk of Fame, Los Angeles, Amerika Serikat. (AFP/Michael Buckner)

Jika Anda mencari frasa "Winnie the Pooh" di Sina Weibo, situs tersebut menampilkan sebuah pesan yang mengatakan: "Menurut undang-undang, peraturan dan kebijakan yang relevan ... hasil pencarian tidak dapat ditampilkan".

Media sosial China selama dua hari terakhir dipenuhi oleh "cuap-cuap" soal keinginan Partai Komunis mengamandemen konstitusi, untuk menghapus larangan berkuasa dua periode berturut-turut bagi presiden dan wakil presiden.

Tak lama setelah kabar ini muncul, Presiden Xi Jinping menjadi sasaran warganet. Alasannya sederhana, Xi Jinping adalah kader Partai Komunis dan ia berpotensi kembali diusung oleh partai tersebut, bila konstitusi yang berlaku saat ini berhasil diubah.

Tak lama setelah kata Winnie the Pooh viral di dunia maya, Sina Weibo langsung menyensor kata-kata tersebut. Penyensoran itu disebut sebagai bagian dari kebijakan hukum yang relevan.

Dilansir dari Asian Correspondent, kata lain yang juga dicekal oleh Weibo ialah "Yuan Shikai".

Yuan Shikai adalah nama kaisar China pada abad ke-19, yang menjabat sebagai presiden pertama China sekaligus menciptakan dinasti kekaisaran.

"Tadi malam aku bermimpi kami kembali ke republik ini dan Yuan Shikai mendeklarasikan dirinya sebagai kaisar," tulis salah satu pengguna Sina Weibo,  Zhang Chaoyang.

Dari berbagai respon yang ditumpahkan netizen di media sosial, ada satu hal yang menarik. Xi Jinping disamakan dengan tokoh kartun terkenal, Winnie the Pooh. Dengan slogan khas "Temukan hal yang Anda sukai dan tetap berpegang padanya - Winnie the Pooh-", Xi Jinping dinilai sebagai sosok rakus.

Orang lain mungkin menganggap Winnie the Pooh sebagai karakter yang polos dan menggemaskan. Namun bagi China, beruang pencinta madu itu justru terlarang, tak boleh lagi ada kata Winnie the Pooh di jaringan sosial China.

Bukan hanya di media sosial, stiker Winnie the Pooh pun sudah dihapus dari galeri di WeChat, jaringan komunikasi seperti Whats App yang tenar di China.

Pemerintah langsung yang membuat aturan demikian. Mereka tidak menjelaskan apa alasannya. Tapi yang jelas, pernah ada meme yang membandingkan Winnie the Pooh -- yang dianggap sebagai beruang dengan otak kecil -- dengan Presiden Xi Jinping yang juga tambun.

Meme ini sebenarnya sudah ada pada 2013. Keisengan warganet terlihat saat gambar Winnie the Pooh yang sedang berjalan bersama sahabatnya, Tiger, disamakan dengan Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat saat itu, Barack Obama.

Pada 2014, ada foto Xi Jinping yang berjabat tangan dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Mereka yang iseng menyamakannya dengan Winnie the Pooh dan si keledai Eeyore.

Sina Weibo memblokir

Setahun kemudian, ada lagi foto yang menyinggung. Xi Jinping yang berdiri di atas mobilnya saat parade, disamakan dengan gambar Winnie the Pooh dan mobil mainannya.

Winnie the Pooh adalah film kartun anak yang dibintangi oleh seekor beruang kuning, berbadan pendek dan gempal bernama Winnie. Setiap hari, Winnie tak lelah berkeliling hutan untuk mencari madu. Madu yang diperolehnya selalu disimpan di rumah dan enggan membagikan untuk orang lain.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya