Studi: Berpegangan Tangan Mengurangi Rasa Sakit

Ilmuwan menyebutkan bahwa berpegangan dengan orang yang Anda cintai bisa mengurangi rasa sakit yang dirasakan. Ini alasannya...

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 28 Feb 2018, 06:48 WIB
Ilustrasi berpegangan tangan. (Creative Commons/Pixabay)

Liputan6.com, Colorado - Ini adalah alasan bagus bagi wanita untuk membawa suami mereka ke bangsal persalinan saat mereka melahirkan. Sebab memegang tangan seseorang yang Anda cintai ternyata dapat membantu mengurangi rasa sakit.

Seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (27/2/2018), wanita yang menggenggam tangan pasangannya, mampu menahan setengah dari rasa sakit yang mereka alami, daripada saat sendirian. Hal itu dibuktikan dari percobaan para ilmuwan, dengan cara mengalirkan air panas melalui tabung, yang akan bermuara ke tangan objek studi.

Berkurangnya rasa sakit itu diyakini sebagai dampak menyentuh seseorang yang Anda cintai, di mana timbul kesan 'reward' atau penghargaan di otak sehingga membuat rasa sakit berkurang.

Sebuah studi terhadap 20 pasangan juga didapati bahwa wanita yang memegang tangan pria yang ia cintai selamapengalaman menyakitkan seperti persalinan, mungkin akan mendapatkan simpati lebih banyak dari sang suami.

Sementara itu, pria yang memegang tangan wanita, yang dalam studi dialiri air panas, lebih bisa berempati dengan pasangannya.

Diyakini bahwa sentuhan tangan menyinkronkan otak pasangan. Sehingga, mereka lebih mampu berbagi. 

 

Saksikan juga video berikut ini:


Awal Percobaan

Ilustrasi berpegangan tangan. (Creative Commons/Pixabay)

Penulis utama studi ini, Dr. Pavel Goldstein, dari University of Colorado, mengatakan. "Saya mendapat ide untuk penelitian ini di ruang persalinan ketika anak perempuan saya lahir. Berpegangan tangan ternyata sangat membantu istri saya.

"Kami menemukan bukti bahwa otak dua orang melakukan sinkronisasi saat mereka berpegangan tangan, yang bisa memiliki efek analgesik saat seseorang menderita sakit. Mungkin empati itu ditransfer melalui sentuhan."

Para ilmuwan menjadikan wanita sebagai subjek rasa sakit dan membuat pria menjadi pengamat. Lalu terbukti wanita mendapat manfaat lebih dari dukungan sosial tersebut.

Dalam beberapa eksperimen, para wanita tidak terpapar rasa sakit, atau mereka merasakan sakit di ruangan yang terpisah dengan pasangannya, sambil duduk tidak menyentuh pasangannya atau saat berpegangan tangan.

Wanita yang diminta untuk menilai rasa sakit mereka dari nol sampai 100 memberi peringkat 52 persen lebih rendah setelah berpegangan tangan, daripada jika mereka terpisah dari pasangan mereka.

Pasangan mereka yang juga diminta menilai rasa sakit wanita dari nol sampai 100, menjadi lebih akurat memberikan penilaian setelah memegang tangan mereka.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of National Academy of Sciences, menunjukkan bukti bahwa sentuhan kulit ke kulit dapat mengurangi rasa sakit selama prosedur medis dan kecemasan serta tekanan darah orang dewasa sebagai reaksi terhadap stres.

"Temuan kami menunjukkan bahwa memegang tangan selama rasa nyeri meningkatkan reaksi ke otak dalam jaringan yang terutama melibatkan daerah pusat target rasa sakit dan belahan kanan pengamat otak.'

Pasangan yang aktivitas otaknya diukur dengan electroencephalogram (EEG), hasilnya mirip, kemungkinan besar melihat wanita tersebut mengalami sedikit rasa sakit dan prianya memiliki empati lebih banyak.

Studi ini juga melibatkan ilmuwan dari Universitas Haifa dan Institut Pasteur di Prancis.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya