Masyarakat Taiwan Panik Gara-Gara Kehabisan Tisu Toilet

Rak yang biasanya ditumpuk dengan kertas toilet, tisu dapur dan tisu kotak terlihat kosong di banyak hipermarket dan supermarket. Benarkah Taiwan mengalami kelangkaan tisu toilet?

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 28 Feb 2018, 11:34 WIB
Tak ada tisu toilet di supermarket Taiwan. (AFP)

Liputan6.com, Taipei - Masyarakat Taiwan heboh dan panik pada Selasa 27 Februari 2018 waktu setempat, mengetahui tisu toilet langka di pulau itu. Mereka pun diminta tenang oleh perdana menteri.

Kepanikan itu diduga dipicu oleh spekulasi kenaikan harga yang akan segera terjadi.

Selain itu juga karena rak yang biasanya ditumpuk dengan tisu toilet, tisu dapur dan tisu kotak terlihat kosong di banyak hipermarket dan supermarket saat warga hendak memborong.

Peritel online utama di Taiwan juga melaporkan sudah kehabisan stok, termasuk PChome yang kabarnya menjual lima juta bungkus tisu toilet dalam tiga hari.

"Kami meminta masyarakat untuk tidak panik dan tidak terburu-buru untuk membeli," kata Perdana Menteri William Lai seperti dikutip dari Asia One, Rabu (28/2/2018).

"Pasokan sudah mencukupi dan semua orang bisa membeli tisu toilet," imbuhnya.

Pembeli mulai panik setelah hipermarket besar di Taiwan menginformasikan bahwa produsen tisu toilet akan menaikkan harga 10 sampai 30 persen mulai pertengahan Maret. Alasannya karena kenaikan harga pulp internasional.

 

 

Saksikan juga video tentang tisu berikut:


Penyelidikan

Foto Ilustrasi tisu toilet. (Istimewa)

Fair Trade Commission mengatakan telah menyelidiki masalah tersebut. Mereka sudah bertemu dengan perwakilan dari tiga pemasok utama tisu toilet dan lima peritel teratas, untuk memperingatkan mereka terhadap penetapan harga.

Kondisi tersebut memicu kemarahan netizen yang menuduh pemerintah mengabaikan penetapan harga oleh produsen.

"Pemerintah tidak akan menaruh perhatian jika orang tidak mempermasalahkan tisu toilet. Pemerintah payah, baru mengatakan penetapan harga ilegal karena media melaporkannya," tulis salah satu kritik di situs Apple Daily.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya