Liputan6.com, Jakarta - Dari puluhan barang pribadi pejabat negara yang dilelang, hanya sepeda milik Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Budi Gunawan, yang tidak laku di acara Lelang Sukarela yang digelar Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan. Nilai limit sepeda merek Wilier ini mencapai Rp 25 juta.
Kepala Subdit Bina Lelang II DJKN Kemenkeu, Eris Eka Sundari, mengungkapkan sepeda milik Kepala BIN itu dilelang secara spontan di acara Lelang Sukarela. Harga penawaran pertama dibuka Rp 25 juta. Itu harga yang dipasang si pemilik.
Baca Juga
Advertisement
"Mungkin relatif kemahalan ya, jadi tidak laku," kata Eris usai acara Lelang Sukarela di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Rabu (28/2/2018).
Dia mengungkapkan, harga pembelian sepeda Wilier berwarna dasar hitam dan merah ini sekitar Rp 45 juta. Namun, sepeda itu dilelang Rp 25 juta.
Lelang Kembali
Lebih jauh Eris menambahkan, pemilik bisa mengajukan lelang kembali ke Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL). Tentunya dengan menurunkan harga limit.
Pasalnya, Kepala BIN sudah berniat ingin berpartisipasi dalam lelang dan hasilnya disumbangkan untuk perbaikan ruang sekolah yang rusak.
"Pemilik bisa ajukan permohonan lelang kembali ke KPKNL Jakarta I. Ya disarankan harganya turun. Karena Beliau, kan, memang sudah niat ikutan dan hasilnya disumbangkan," ujar Eris.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement
Anggaran Kritis?
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menegaskan hasil lelang sukarela barang-barang pribadi pejabat negara akan disumbangan untuk bidang pendidikan atau sosial lain, bukan karena negara putus asa dalam mencari penerimaan negara.
Hal ini menjawab kehebohan warganet di media sosial tentang tujuan lelang tersebut.
"Ini agak heboh di dunia maya, karena kelihatannya Bu Sri Mulyani sampai menjual baju. Apa APBN kurang penerimaan, apakah segitu desperate-nya sampai minta koleksi pribadi ke pejabat negara?" ujarnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menegaskan bahwa lelang barang pribadi milik Iriana Jokowi, Wapres JK, dan pejabat negara lain untuk sumbangan di bidang pendidikan. Hasilnya tidak masuk ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) karena merupakan barang koleksi pribadi.
"Saya tegaskan, lelang ini kan barang pribadi, hasilnya untuk sosial. Kami kerja sama dengan Reza Rahadian untuk perbaikan sekolah yang rusak dan fasilitas sosial lain. Ini bukan penerimaan APBN, tapi pribadi. APBN kita aman," tegas Sri Mulyani.
Barang Termahal dan Termurah
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, puluhan barang pribadi pejabat negara dari JK, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, sampai milik Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Suprajarto sudah mulai tertata rapi di ruang lelang Galeri Nasional.
Barang-barang koleksi pribadi tersebut, di antaranya gitar, sepeda, peralatan golf milik Budi Karya, dasi merek Hermes dan sepatu merek Gucci milik JK, baju batik tulis lengan panjang merek Nena kesayangan Sri Mulyani, serta batik tulis warna dasar hitam yang dibatik sendiri oleh Rini Soemarno.
Adapula piring english porselen milik Menteri ATR Sofyan Djalil, peralatan pingpong berupa badge milik Sekjen Kemenkeu Hadiyanto, sepatu rubber sintetik yang punya kisah unik kepunyaan Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi, sampai lukisan bunga teratai karya Wayan Suamardi yang dimiliki Suprajarto.
"Yang paling murah nilai limitnya sepatu milik Heru Pambudi dan paling mahal lukisan punya Dirut BRI," kata Panitia Lelang, Ramdhan, saat berbincang dengan Liputan6.com.
Sebagai informasi lelang, koleksi lukisan Suprajarto berupa lukisan bunga teratai bingkai kayu kelapa karya I Wayan Suamardi, Bali pada 2006. Nilai limit Rp 15 juta dengan uang jaminan Rp 4,75 juta. Yang hanya bisa didapatkan dengan cara lelang konvensional (tatap muka).
Sementara yang paling murah adalah koleksi pribadi sepatu milik Heru Pambudi. Sepatu tersebut bermerek Felix Verguso, bahan karet sintetik, warna hitam dilelang dengan nilai limit Rp 1.000 dan uang jaminan hanya Rp 500. Sepatu ini menyimpan cerita unik berupa penipuan atau pemalsuan.
Advertisement