Diduga Depresi, Ibu di Thailand Nekat Bunuh Diri di Depan Anaknya

Polisi wilayah Bang Kor Laem tiba di lokasi kejadian yang terletak di Soi Suksawat 7, Distrik Rat Burana, Thailand.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 28 Feb 2018, 20:40 WIB
Ilustrasi Foto Bunuh Diri (iStockphoto)

Liputan6.com, Bangkok - Seorang ibu di Bangkok, Thailand nekat bunuh diri pada Selasa kemarin di depan anak kandungnya. Wanita berusia 77 tahun itu menikam dirinya sebanyak dua kali di bagian dada.

Dikutip dari laman The Star Online, Rabu (28/2/2018), sang anak yang melihat kejadian itu pun tak bisa berbuat banyak. Ia hanya bisa menatap sang ibu tanpa daya, saking terkejutnya.

Polisi wilayah Bang Kor Laem tiba di lokasi kejadian yang terletak di Soi Suksawat 7, Distrik Rat Burana, Thailand.

Polisi pun membenarkan bahwa korban yang bernama Jaralsri Wangkijpaisarn tewas dengan dua luka tusukan di sisi kiri dada.

Putrinya yang bernama Anchalee Wangkijpaisarn sangat putus asa. Wanita Thailand itu merasa bahwa dirinya terlalu lamban untuk mencegah aksi sang ibu.

Anchalee mengatakan, ia melihat sang ibu membawa pisau di bagian tangan. Ia mengira, perempuan yang melahirkannya itu akan menyiapkan makanan menggunakan pisau tersebut.

Namun, perkiraan Anchalee Wangkijpaisarn salah. Sang ibu tiba-tiba menusuk dirinya sendiri.

Prapraisri Jaikaew (52), tetangga dari korban mengaku jika Jaralsri memang mengalami depresi karena beberapa penyakit yang ia derita.

Menurut pengakuan tetangga, Jaralsri juga sering mengutarakan keinginannya untuk mati.

 


Ibu Hamil di China Bunuh Diri

Ilustrasi Foto Bunuh Diri (iStockphoto)

Seorang wanita asal China dilaporkan nekat mengakhiri hidup akibat beban pikiran yang ia tanggung. Padahal, wanita yang tengah mengandung tersebut dilaporkan akan segera melangsungkan persalinan buah hatinya.

Dikutip dari laman AsiaOne, insiden tragis tersebut terjadi pekan lalu di provinsi Shaanxi di China bagian utara.

Wanita dengan nama marga "Ma" tersebut diidentifikasi berusia 26 tahun. Ia nekat bunuh diri setelah keluarganya tak memberi izin untuk melahirkan lewat operasi caesar.

"Usia kehamilannya sudah 41 minggu. Saat diperiksa, ukuran lingkar kepala janin sangat besar sehingga tampak berisiko jika menjalani proses persalinan secara normal," ujar pihak Rumah Sakit Yulin.

"Maka dari itu pihak rumah sakit menyarankan untuk melakukan proses persalinan secara caesar," tambahnya.

Meski sudah disarankan oleh tim medis, pihak keluarga tetap bersikeras agar Ma tetap menjalankan persalinan secara normal. Di bawah hukum pemerintah China, seorang dokter harus mendapat persetujuan keluarga sebelum menjalani proses operasi.

Namun, seorang dokter dapat membuat keputusan sendiri tanpa persetujuan dari pihak manapun jika pasien dalam keadaan darurat.

Ma sendiri telah keluar dari bangsal bersalin sebanyak dua kali. Ia bersikeras untuk meninggalkan ruang rumah sakit agar dapat persetujuan dari keluarga. Meski akhirnya sia-sia.

Lompat dari Lantai 5

Ma merasa beban yang ia tanggung tak mampu ditahan lagi. Suatu malam, wanita hamil itu nekat melompat dari lantai lima. Nyawa kedua nya pun tak dapat tertolong -- baik ibu ataupun bayi yang ia kandung.

Insiden tersebut menarik banyak komentar dari para netizen. Banyak dari mereka mengutarakan rasa kekesalan, marah, dan kebencian kepada keluarga wanita hamil tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Gong Xiaoming seorang ginekolog dari Shanghai First Maternity and Infant Hospital mengatakan bahwa wanita hamil harus menentukan hak sendiri untuk memilih proses kelahiran anak yang ia kandung.

"Pada kenyataannya, dalam banyak kasus di China keputusan seperti ini banyak diambil oleh keluarga yang tak tahu menahu soal kondisi pasien," kata Xiaoming.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya