Liputan6.com, Jakarta PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandara Adi Soemarmo Solo mendorong para pemangku kepentingan sektor pariwisata Solo Raya, khususnya pemerintah daerah, untuk melakukan pengembangan pariwisata secara berkelanjutan dan terintegrasi. Upaya ini ditunjukkan dengan menginisiasi Program Collaborative Destination Development (CDD) Solo Raya 2018 dengan format focus group discussion (FGD) pada Selasa (27/2) di Hotel Alila Solo.
Inisiasi CDD Solo tahun 2018 dengan tema “Elevating Solo Raya as Tourism Destination” ini merupakan tindak lanjut dari CDD Solo yang pernah dilakukan pada 2017 dengan tema “500 Thousand Foreign Tourist Arrivals to Solo Raya in 2025” dan CDD Solo pada 2015.
Advertisement
CDD merupakan program yang diinisiasi PT Angkasa Pura I (Persero) sejak 2015 berupa forum kolaborasi berbagai pemangku kepentingan industri pariwisata daerah untuk menggugah para pemangku kepentingan tersebut agar lebih gencar dan lebih serius dalam mengembangkan industri pariwisata dan melaksanakan pelayanan pariwisata di Solo Raya. Hal ini penting dilakukan untuk membantu pemerintah dalam mencapai target kunjungan wisatawan mancanegara secara nasional sebesar 20 juta orang pada 2019 dan juga berkontribusi terhadap pengembangan perekonomian daerah.
“CDD bertujuan untuk mendukung pengembangan potensi pariwisata daerah di kawasan tengah dan timur Indonesia, sehingga sektor pariwisata dapat dijadikan sebagai motor pembangunan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT Angkasa Pura I (Persero) Devy W. Suradji.
“Pada 2025 ditargetkan 3,5 juta wisatawan datang ke Solo Raya, yang terdiri dari 3 juta wisatawan nusantara (wisnus) dan 500 ribu wisatawan mancanegara (wisman). Untuk mendukung pencapaian target tersebut, Angkasa Pura I menggelar rangkaian kegiatan CDD Solo Raya dengan beberapa fase. CDD fase pertama dilakukan pada November 2015 dengan menciptakan awareness terhadap pentingnya kolaborasi dalam mengembangkan industri pariwisata Solo Raya. CDD fase kedua pada 2017, diinisiasi pembuatan integrated travel and tourism masterplan Solo Raya. Sedangkan CDD fase ketiga pada 2018 ini akan fokus pada pengembangan infrastruktur termasuk infrastruktur bandara, pengembangan SDM, pengembangan destinasi, dan aktivitas pemasaran wilayah,” kata Devy.
Terkait fokus untuk mengembangkan infrastruktur penunjang pariwisata pada 2018 ini, Angkasa Pura I tengah melakukan beautifikasi terminal penumpang yang ditargetkan selesai pada akhir Februari 2018 ini, pembangunan stasiun Kereta Api Bandara yang ditargetkan selesai pada Juli 2018, perluasan apron 148,5 meter persegi yang ditargetkan selesai pada November 2018, dan perluasan terminal penumpang seluas 13.000 meter persegi yang ditargetkan selesai pada awal 2019.
Selain itu, upaya pemasaran yang telah dilakukan Angkasa Pura I untuk menarik perhatian wisatawan agar mau datang ke Solo Raya yaitu dengan mengadakan kegiatan Airport Running Series (ARS) tahun 2015 dan fashion show Hari Batik pada September 2016. Sementara itu, untuk menarik maskapai agar mau membuka atau menambah rute ke Solo yaitu dengan mengikuti event Asia Routes 2017 di Okinawa Jepang dan pemberian insentif bagi maskapai yang membuka rute baru atau menambah jumlah penerbangan.
Sebagai informasi, CDD 2017 menghasilkan beberapa rekomendasi seperti kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam meningkatkan promosi yang lebih gencar untuk memasarkan Solo Raya sehingga maskapai yang sudah membuka rute-rute penerbangan baru ke Bandara Adi Soemarmo dapat bertahan, menciptakan inovasi berupa pengembangan spot baru atau main attraction di Solo Raya sehingga dapat menarik wisatawan, membuat convention center berskala internasional untuk menampung berbagai event besar, kolaborasi dalam penyediaan infrastruktur akses jalan yang memadai dari bandara ke daerah-daerah wisata di Solo Raya.
Hasil rekomendasi dari CDD 2017 lainnya yaitu meningkatkan koordinasi antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat dalam upaya pengembangan pariwisata daerah, pengelolaan pariwisata Solo Raya di bawah satu badan khusus agar tidak ada lagi ego sektoral, usulan agar Walikota Solo mengumpulkan seluruh stakeholder untuk membentuk rapat koordinasi “Collaborative Tourism Project” guna membahas upaya pembukaan penerbangan dari luar negeri ke Solo.
Sebagai informasi, trafik penumpang di Bandara Adi Soemarmo Solo pada 2017 mencapai 2,7 juta penumpang, naik 27 persen dibanding trafik penumpang pada 2016 yang sebesar 2,1 juta orang. Tingkat pertumbuhan ini merupakan pertumbuhan tertinggi dibanding bandara-bandara lainnya yang dikelola oleh Angkasa Pura I.
“Melihat pertumbuhan penumpang beberapa tahun terakhir dan potensi ke depan, diharapkan dengan kolaborasi yang baik antara operator bandara, maskapai penerbangan, agen wisata, dan terutama pemerintah daerah, diharapkan pengembangan industri pariwisata Solo Raya akan terakselerasi lebih cepat sehingga berdampak positif terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi Solo Raya,” kata Devy.
(*)