Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terus melemah hingga menyentuh level Rp 13.700 per dolar Amerika Serikat (AS). Mungkinkah mata uang garuda bakal menembus sekitar Rp 14.000 seiring rencana kenaikan suku bunga acuan sebanyak tiga kali di tahun ini?
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution memperkirakan pelemahan rupiah tidak akan mencapai Rp 14.000 per dolar AS. Dari data kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau jisdor yang sudah berada di angka Rp 13.707 per dolar AS.
"Mestinya sih tidak (Rp 14.000)," kata Darmin di Jakarta, Kamis (1/3/2018).
Baca Juga
Advertisement
Oleh karena itu, dia berharap Bank Indonesia (BI) segera melakukan intervensi untuk merespons pelemahan kurs rupiah. "Ya iya, maksudnya lebih banyak intervensi," ujar dia.
Menurut Darmin, kurs rupiah tersungkur karena sentimen dari luar, terutama kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Eropa, dan lainnya.
"Tapi pergerakannya bukan pergerakan yang luar biasa. Artinya masih bisa diambil langkah-langkah oleh BI. Umumnya kalau sudah begini BI bersama pemerintah (intervensi), sehingga tidak usah dianggap sesuatu yang luar biasa," papar dia.
Darmin menuturkan, pelemahan mata uang bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi juga negara lain. Mantan Gubernur BI ini menegaskan, fundamental ekonomi Indonesia dalam keadaan sehat.
"Ini bukan kejadian di Indonesia saja, tapi juga beberapa negara sekitar. Ini tinggal disikapi saja, karena ekonomi kita fundamentalnya baik, bahwa ada sentimen yang arahnya tidak positif di luar, ya ada pengaruhnya. Reaksinya tinggal bagaimana kebijakan BI, mereka pasti bisa merumuskan kebijakannya," pungkas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kata Sri Mulyani soal Rupiah Tembus 13.700 per Dolar AS
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pemerintah akan terus memantau pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Hal ini menyusul melemahnya rupiah hingga menembus level 13.700 per dolar AS.
Menurut Sri Mulyani, sebenarnya bukan hanya rupiah yang terus dipantau pergerakannya oleh pemerintah, melainkan juga inflasi dan harga minyak dunia. "Kalau selama ini, tahun lalu kita terus memonitor dalam hal ini untuk APBN kita akan melihat seluruh pergerakan dari indikator-indikator asumsi makronya, apakah itu nilai tukar, inflasi, harga minyak," ujar dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (28/2/2018).
Nantinya, kata Sri Mulyani, hasil monitoring tersebut akan dilaporkan kepada DPR pada pertengahan tahun ini. Hal tersebut akan jadi bahan pertimbangan dalam memutuskan perlu tidaknya revisi dalam APBN.
"Itu semua akan kita laporkan pada pertengahan semester kepada pada DPR," ujar dia.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali bergerak melemah pada perdagangan Rabu ini. Rupiah bahkan tembus ke level 13.700 per dolar AS.
Mengutip Bloomberg, Rabu 28 Februari 2018, rupiah dibuka di angka 13.722 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.679 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.699 per dolar AS hingga 13.722 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 1,15 persen.
Sementara, berdasarkan Kurs Refersnsi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.707 per dolar AS. Patokan pada hari ini melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.650 per dolar AS.
Advertisement