Sebuah kapal pesiar mewah (yacht) bernama Equanimity terlihat di pelabuhan Benoa, Bali, Rabu (28/2). Indonesia menyita kapal mewah senilai USD 250 juta atau Rp 3,5 triliun tersebut setelah empat tahun diburu FBI. (AP/Ambros Boli Berani)
Kapal pesiar mewah Equanimity di perairan laut Teluk Benoa, Bali, Rabu (28/2). Kapal itu diburu pihak berwenang AS terkait penyelidikan korupsi miliaran dolar proyek dana investasi pemerintah Malaysia yang dikenal sebagai 1MDB. (AP/Ambros Boli Berani)
Polisi setempat mendekati kapal pesiar mewah (yacht) bernama Equanimity di Teluk Benoa, Bali, Rabu (28/2). Kapal Pesiar dengan panjang 100 meter dan berisi 34 orang kru ini memasuki perairan Bali mulai dari bulan November 2017. (Rully Prasetyo/AFP)
Petugas Polda Bali dengan sejumlah penyidik FBI berada di atas kapal pesiar mewah (yacht) bernama Equanimity di Teluk Benoa, Rabu (28/2). Kapal ini diproduksi Oceanco asal Belanda dan dikirim kepada pemesannya pada tahun 2014 lalu. (AP/Ambros Boli Berani)
Petugas Polda Bali dengan penyidik FBI berada di atas kapal pesiar mewah (yacht) Equanimity di Teluk Benoa, Rabu (28/2). Kapal itu berwarna hitam kebiruan dan putih dengan bendera negara persemakmuran Inggris di bagian buritan. (AP/Ambros Boli Berani)
Petugas Polda Bali bersenjata laras panjang melakukan penjagaan saat kapal pesiar mewah (yacht) Equanimity terlihat berada di pelabuhan Benoa, Rabu (28/2). Equanimity juga disebut-sebut sebagai yacht terbesar ke-54 di dunia. (AP/Ambros Boli Berani)
Polisi setempat mendekati sebuah kapal pesiar mewah (yacht) bernama Equanimity yang tengah berada di Teluk Benoa, Bali, Rabu (28/2). Berdasarkan Pengadilan AS, kapal Equanimity dimiliki oleh seorang miliuner asal Malaysia Jho Low. (Rully Prasetyo/AFP)