Presiden Afghanistan Tawarkan Taliban untuk Dialog Damai

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menawarkan Taliban untuk melakukan dialog damai dengan pemerintahannya tanpa prasyarat apapun

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 01 Mar 2018, 10:30 WIB
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani (AP/Wakil Kohsar)

Liputan6.com, Kabul - Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menawarkan Taliban untuk melakukan dialog damai dengan pemerintahannya tanpa prasyarat apapun -- sebuah inisiatif positif teranyar dari Kabul sejak negara itu dilanda perang saudara dan gejolak terorisme sepanjang 16 tahun terakhir.

Hal itu diutarakan Ghani dalam forum dialog damai rutin yang dilaksanakan di Kabul, bernama Kabul Peace Process pada Rabu 28 Februari 2018. Demikian seperti dikutip dari BBC (1/3/2018).

Dalam konferensi itu, Ghani juga menawarkan sejumlah skema perdamaian antara pemerintah Afghanistan dengan Taliban, meliputi; gencatan senjata, pertukaran tahanan dari kedua belah pihak, dan mendorong Taliban untuk mengakui pemerintahan dan hukum yang berlaku di Afghanistan.

Skema itu juga mencakup tentang kemungkinan dihapusnya nama Taliban dari daftar hitam domestik dan komunitas internasional, serta potensi pengakuan kelompok itu sebagai sebuah organisasi politik resmi yang berkantor dan berkedudukan di Kabul atau wilayah lain di Afghanistan.

"Taliban (juga) diharapkan mampu memberikan masukan pada seluruh proses perdamaian, yang merupakan tujuan keikutsertaan mereka sebagai organisasi dalam dialog damai ini," kata Ghani di hadapan perwakilan 25 negara dan organisasi internasional dalam Kabul Peace Process.

"Sekarang, keputusan ada di tangan Taliban, terima (usulan) perdamaian ini ... dan mari membawa stabilitas untuk negara kita," tambahnya.

Merespons tawaran terbaru itu, seorang juru bicara Taliban mengatakan kepada BBC Afghanistan bahwa kelompoknya masih menunggu pertimbangan dari para pimpinan.

Tawaran dialog semacam itu bukan hal baru. Selama beberapa tahun terakhir, Afghanistan telah menggagas sejumlah hal serupa. Namun usulan itu selalu tak diindahkan oleh Taliban.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:


Dinamika Saat Ini

Pasukan Taliban (AP)

Dalam tawarannya itu, Presiden Ashraf Ghani tak menjelaskan lebih detail mengenai kemungkinan keluarnya pasukan negara asing dari Afghanistan -- yang saat ini masih berada di negara tersebut dalam kapasitas penasihat keamanan non-kombatan.

Luputnya Ghani dalam menyebut hal itu dinilai krusial. Apalagi mengingat, selama ini, Taliban terus menekan agar militer asing (seperti Amerika Serikat dan NATO) keluar dari negara tersebut.

Selama beberapa tahun terakhir, Taliban terus menekan agar militer asing keluar dari Afghanistan. Namun, hal itu selalu diabaikan oleh Kabul dan komunitas internasional.

Tak diindahkannya tekanan itu berujung pada sejumlah serangan sporadis yang diduga kuat dilakukan oleh Taliban terhadap target personel atau fasilitas militer asing di Afghanistan selama beberapa tahun terakhir.

Di sisi lain, pengamat Afghanistan menilai bahwa Taliban mungkin akan kembali mengabaikan tawaran tersebut, seperti yang biasa mereka lakukan.

Karena saat ini, tak ada alasan bagi Taliban untuk melakukan dialog damai dengan Afghanistan. Apalagi mengingat kelompok itu saat ini tengah berada dalam kondisi yang lebih strategis dan menguntungkan di negara tersebut.

Seperti dikutip dari BBC, meski Taliban terus berada di bawah tekanan dan mengalami sejumlah kerugian korban personel, namun, secara aspek teritorial, kelompok itu tengah menguasai banyak wilayah di Afghanistan -- bahkan lebih banyak jika dibandingkan pada periode 2001-an, di mana AS intens menggelar operasi militer bernama 'Operation Enduring Freedom' di kawasan.

Pada akhirnya, kedua belah pihak dianjurkan untuk melakukan kompromi demi stabilitas keamanan di Afghanistan, kata seorang pengamat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya