Cari Buah Jernang, Warga Aceh Diamuk Si Belalai Panjang

Tak hanya diamuk gajah, warga Aceh juga diintai buaya. Salah seorang di antaranya bahkan ditemukan tak bernyawa

oleh Windy Phagta diperbarui 01 Mar 2018, 12:00 WIB
Jenis kelamin anak Seruni yang lahir di Balai Raja masih belum diketahui petugas. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Lhokseumawe - Seorang warga Aceh Utara, Provinsi Aceh, yang sedang mencari buah jernang di hutan menjadi korban amukan gajah. Akibatnya, kakinya patah.

Kapolres Aceh Utara AKBP Untung Sangaji melalui Kapolsek Paya Bakong Ipda Pujianto kejadian itu terjadi pada Selasa, 26 Februari 2018, sekitar pukul 23.00 WIB. Nama warga yang menjadi korban amukan gajah adalah Mukhlis (22).

"Lokasi kejadiannya di sekitar kawasan Camp IV. Tepatnya di antara perbatasan Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Aceh Timur," ungkap Kapolsek Paya Bakong, Rabu, 28 Februari 2018, dilansir Antara.

Ipda Pulianto mengatakan, korban mencari buah jernang bersama dua rekan, yakni Basri (24), warga Gampong Mane, dan Muhammad (27), warga Gampong Peurupok, Kecamatan Paya Bakong.

Sebelumnya, pada awal Januari, petani di kawasan Kecamatan Paya Bakong, Kabupaten Aceh Utara, mengaku resah dengan gangguan gajah liar yang kerap memasuki areal perkebunan mereka.

Gajah itu dikatakan telah mengobrak-abrik tanaman mereka berupa kelapa sawit, kakao, pinang, durian, dan karet, serta sejumlah tanaman palawija.

Ketua kelompok tani Hijrah Gampong Alue Lhok, Kecamatan Paya Bakong Tgk. Ibrahim Din, menerangkan batang kelapa sawit dan pinang muda, dipatahkan dan diambil batang lunaknya, sementara tanaman karet dan kakao disobek kulit batang untuk dimakan oleh gajah.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

 


Hilang di Sarang Buaya

Buaya yang memangsa ternak dan merusak tambak akhirnya tertangkap. Foto: (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Sementara itu, seorang warga Aceh Singkil, Aceh, Ereanus Telaumbanua (25) hilang di sarang buaya. Korban bersama dua temannya mencari teripang pada Senin, 26 Februari 2018, sekitar pukul 19.00 WIB, ke Pulau Duo, Kecamatan Pulau Banyak Barat.

Setelah tiba di lokasi, ketiganya berpencar dengan jarak sekitar 20 meter. Setelah dua jam berada di lokasi, korban Ereanus memberi kode dengan cahaya senter sekitar pukul 23.30 WIB.

Menurut Yudistira, kedua rekan korban selanjutnya mengejar ke lokasi, tetapi Ereanus tak ada. Keduanya menduga korban sudah ditarik ke dalam air oleh buaya. Pasalnya, lokasi tempat mencari teripang tersebut merupakan sarang buaya.

"Pada saat malam kejadian, barang bukti yang ditemukan satu unit senter dalam kondisi terapung. Keesokan paginya sekitar pukul 08.00 WIB ditemukan tombak dan keranjang ikannya dengan jarak pisah sekitar 3 meter tiap barang," kata Sekretaris Satgas SAR Aceh Singkil, Yudistira, Rabu, 28 Februari 2018.

Setelah mendapat laporan, tim gabungan pada Selasa, 27 Februari 2018mencari Ereanus ke lokasi. Pencarian fokus di seputaran Pulau Duo, Kuala Gadang, Kuala Trapung, Kuala Betuah. Pencarian kemarin dihentikan sekitar pukul 17.00 WIB.

Jasadnya baru ditemukan pada Rabu siang, sekitar pukul 11.15 WIB. Ia ditemukan tersangkut di batang pohon di perairan Kualahoya, Desa Suka Makmur, Kecamatan Pulau Banyak Barat, Aceh Singkil, Aceh.

Petugas gabungan terdiri dari Pos AL Pulau Banyak, Kepolisian, BKSDA dan Satgas SAR Pulau Banyak bergerak ke lokasi sekitar pukul 10.00 WIB. "Adapun kondisi korban kepala hilang dan perut terburai dengan tangan dan kaki masih lengkap," kata Yudistira.

Usai ditemukan, jenazah korban dievakuasi tim SAR dan masyarakat menuju kediaman korban di Dusun Anaoeik Desa Suka Makmur. Jasad korban selanjutnya diserahkan ke pihak keluarga untuk dikebumikan.

"Jasad korban sudah kita serahkan ke keluarga," kata Yudistira.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya