Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro ingin melihat dan merasakan sistem transportasi masa depan, Hyperloop. Dengan transportasi ini tak perlu lagi terburu-buru untuk berangkat ke suatu acara.
"Elon Musk saat ini menciptakan yang kita sebut Hyperloop. Apa yang mereka coba buat adalah Hyperloop pertama dari Dubai ke Abu Dhabi. Jadi sekarang kalau kamu ingin pergi dari Dubai ke Abu Dhabi, kamu butuh 1,5 jam perjalanan. Elon Musk, jika ini berhasil, ini teknologi yang saya ingin lihat nanti," canda Bambang saat ditanya mengenai teknologi, di acara Seminar Kementerian Keuangan bertema Voyage to Indonesia's Seminar on Human Capital Investment: A New Driving Force of the Economy di Bali, Kamis (1/3/2018).
Baca Juga
Advertisement
Bambang menuturkan, ada hyperloop di masa depan dapat membantu dirinya datang ke seminar dengan cepat dan tepat waktu.
"Jadi kapan pun ada undangan untuk saya untuk datang ke seminar, saya enggak perlu terbang jam 7 pagi dari Jakarta dan bangun jam 5 pagi. Jadi kalau undangannya jam 10:30 pagi, saya bisa berangkat jam 10 pagi saja dan langsung tiba di acara," ujar dia sambil tertawa.
Seperti diketahui, orang terkaya sekaligus bos perusahaan teknologi Elon Musk punya beberapa proyek yang dikerjakan. Salah satunya kereta supercepat Hyperloop. Kendaraan tersebut pertama kali dikembangkan pada 2013.
Elon Musk mengklaim dengan pakai Hyperloop hanya butuh waktu 29 menit bepergian dari New York ke DC. Hyperloop dikembangkan Musk karena keluhannya tentang sistem transportasi yang beroperasi di permukaan tanah di AS membuatnya frustrasi. Untuk itu, ia mulai membangun perusahaan bernama Boring Company yang membuat terowongan untuk jalur Hyperloop.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menteri PPN: Seperempat PNS di Indonesia Lulusan SMU
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, menyebut sebanyak 24 persen Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Indonesia saat ini merupakan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Dengan kondisi tersebut, sangat sulit bagi Indonesia untuk mewujudkan birokrasi yang produktif."Kemarin saya kedatangan Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN). Mereka menunjukkan data PNS hari ini, 24 persen lulusan SMA. Jadi hampir seperempat PNS kita lulusan SMA," ujar dia di Gedung BPS, Jakarta, Rabu 14 Februari 2018.
Untuk diketahui, jumlah PNS di Indonesia saat ini mencapai 4,5 juta orang atau setara dengan 1,7 persen. Jadi setiap 1,7 PNS di Indonesia melayani 100 orang. Jika dihitung, 24 persen dari 4,5 juta, berarti sebanyak 1,08 juta PNS lulusan SMA.
"Jadi artinya apa? Artinya dari segi harapan untuk mewujudkan birokrasi yang produktif, reformis, market friendly sangat susah. Banyak posisi teknis, jumlah PNS masih jauh di bawah standar karena lulusan SMA, jadi masih kedodoran," tutur Bambang.
Bambang mengaku, pemerintah menargetkan tingkat pengangguran, terutama pengangguran terbuka terjaga 3 persen-4 persen pada 2045. Termasuk Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja sekitar 80 persen atau meningkat dari posisi saat ini 66 persen.
"Tenaga kerja informal jumlahnya harus turun, pendidikan yang SMA ke atas sudah mendominasi. Kalau 2045 yang di atas SMA sudah 90 persen, ini akan sangat baik," tandasnya.
Advertisement