Liputan6.com, Zhejiang - Seorang turis diterkam harimau sampai meninggal di depan istri dan anak-anaknya, setelah nekat masuk kandang binatang buas itu.
Ia nekat masuk kandang harimau demi menghindari tiket masuk 15 pound sterling atau sekitar Rp 283 ribu.
Advertisement
Korban yang berusia empat puluhan dan diidentifikasi dengan nama keluarga Zhang, mengunjungi Kebun Binatang Youngor di Kota Ningbo, di Provinsi Zhejiang China Timur bersama keluarga dan teman-temannya.
Dalam rekaman ponsel yang mengerikan dan menjadi viral di media sosial China, Zhang terlihat diseret oleh harimau Siberia. Kucing besar lainnya juga mengelilingi pria 40 tahun itu, saat ia mencoba melawan mereka dengan menendang binatang tersebut.
Namun upayanya sia-sia, tak ada harimau yang mundur. Salah satu di antaranya bahkan menggigit lehernya.
Di akhir video, Zhang terlihat diseret di bawah pepohonan sementara pegawai di taman satwa liar mencoba menakut-nakuti harimau dengan menggunakan petasan.
Menurut pihak berwenang, butuh waktu lebih dari satu jam untuk mengambil jasad Zhang. Dia dinyatakan meninggal di rumah sakit tak lama kemudian.
Salah satu harimau Siberia juga ditembak mati saat insiden tersebut, meskipun laporan belum mengkonfirmasi apakah hewan yang menyebabkan luka gigitan Zhang di leher.
Kini video viral itu sudah dihapus karena dinilai terlalu sadis.
Saksikan juga video berikut ini:
Kebun Binatang Ditutup
Kebun Binatang Youngor telah ditutup selama sehari setelah kejadian tersebut.
Keluarga Zhang memilih untuk mengadakan pemakamannya keesokan harinya setelah kecelakaan pada libur Tahun Baru Imlek itu.
Pejabat Kota Ningbo telah mengkonfirmasi bahwa Zhang dan salah satu temannya, yang bermarga Li, memanjat pagar luar kebun binatang itu sejauh 3 meter agar terhindar dari membayar tiket.
Istri Zhang dan anak-anaknya membeli tiket dan memasuki taman secara legal, kata laporan tersebut.
Investigasi lebih lanjut sekarang sedang berlangsung.
Ini adalah insiden maut kedua akibat serangan harimau di China dalam enam bulan, setelah kematian seorang turis wanita di Beijing pada Juli 2017 lalu.
Advertisement