Ini 6 Negara Paling Berbahaya untuk Dikunjungi pada Tahun 2018?

Berikut, 6 negara paling berbahaya untuk dikunjungi pada tahun 2018.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 02 Mar 2018, 02:12 WIB
Warga mengamati bangunan yang mengalami kerusakan di Ghouta Timur, Minggu (25/2). Data PBB menyebut ada sekitar 400.000 orang yang masih terjebak dalam perang antara pasukan rezim Suriah dengan pasukan pemberontak di Ghouta Timur. (HAMZA AL-AJWEH/AFP)

Liputan6.com, London - Bagi sejumlah orang, berwisata ke luar negeri tentunya merupakan sebuah aktivitas menyenangkan untuk mengisi waktu libur. Negara seperti Prancis, Inggris, AS, Jepang, dan negara Instagramable lainnya, merupakan tempat yang menjanjikan bagi para turis dunia untuk dituju.

Namun, ketika bepergian ke luar negeri, para calon wisata juga perlu memikirkan tentang masalah keamanan.

Negara seperti Turki dan Mesir, yang dulunya merupakan tempat tujuan wisata populer bagi warga Inggris, telah berjuang sejak menderita serangan teroris dalam beberapa tahun terakhir.

Lantas, bagaimana dengan negara lain yang dianggap berbahaya?

Seperti Liputan6.com rangkum dari media Inggris Daily Express (1/3/2018) yang mengutip sejumlah informasi dari Kementerian Luar Negeri Inggris (FCO), berikut, 6 negara paling berbahaya untuk dikunjungi pada tahun 2018.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:


1. Yaman

Perang di Yaman telah menciptakan apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia (AP Photo/Hani Mohammed)

Yaman adalah negara yang terletak di bagian selatan Semenanjung Arab dan memiliki keunikan endemik tersendiri. Terdapat 37 persen spesies tumbuhan dan 90 persen jenis reptil yang hanya dapat ditemui di sana.

Kini, kondisi negara tersebut cenderung tak stabil. Peperangan marak terjadi di sana. Beberapa bagian wilayah negara diklaim sebagai kawasan yang tidak jelas berada di bawah otoritas siapa.

Kegiatan terorisme seperti penculikan dan penyanderaan, yang dilakukan oleh banyak kelompok militan, juga sering terjadi. Kementerian Luar Negeri Inggris memberi Yaman tanda merah sebagai negara yang sangat rawan untuk dikunjungi.


2. Korea Utara

Tentara militer Korea Utara memberi hormat saat mengikuti parade militer di Pyongyang, Korea Utara (8/2). Unjuk kekuatan teknologi militer ini digelar bersamaan dengan datangnya ratusan atlet dan official Korea Utara ke Korea Selatan. (KRT via AP Video)

Negara totaliter itu populer bagi wisatawan yang ingin merengkuh pengalaman berada di dalam negara ini, serta merasakan peraturan ketat yang berlaku di dalamnya -- meski dapat menyebabkan risiko tersendiri bagi wisatawan.

Kementerian Luar Negeri Inggris (FCO) pernah mengimbau untuk "berhati-hati, terutama karena undang-undang di Korea Utara berbeda dengan yang ada di dunia Barat".

Pihak FCO juga menyarankan agar tidak melakukan perjalanan ke Korea Utara jika tidak penting-penting amat. 

Warga dari Amerika Serikat juga saat ini dilarang masuk negara tersebut. Sementara warga negara lain yang hendak menuju ke sana harus mengadakan tur yang teratur sesuai dengan ketentuan pemerintah setempat.


3. Suriah

Seorang pria berjalan di antara bangunan yang hancur akibat serangan udara dari rezim pemerintah Suriah di Ghouta Timur, Minggu (25/2). Wilayah yang dikuasai pemberontak tersebut terus dibombardir selama lima hari terakhir. (HAMZA AL-AJWEH/AFP)

Pelancong disarankan untuk menghindari Suriah sepenuhnya, mengingat negara tersebut menjadi lokasi proxy war antara negara asing, Perang Suadara yang masih berlangsung, dan ancaman sisa-sisa kelompok teroris ISIS yang beroperasi di kawasan.

Negara tersebut, saat ini, tengah intens akan peristiwa bombardir udara dan artileri. Bahkan wilayah dekat Ibu Kota Damaskus pun rutin mengalami konflik bersenjata.


4. Afghanistan

Alas kaki korban berserakan di lokasi serangan bunuh diri di Kabul, Afghanistan, Senin (24/7). Akibat ledakan 35 orang tewas dan puluhan orang lainnya luka-luka, yang di dalamnya termasuk anak-anak. (AFP Photo/Wakil Kohsar)

Untuk alasan yang sama, Afghanistan juga dianggap sebagai salah satu daerah dengan risiko tertinggi bagi para pelancong asing, menurut penilaian Kementerian Luar Negeri Inggris (FCO)

FCO memperingatkan untuk tidak melakukan perjalanan ke distrik berikut: Kapisa, Kunar, Nangahar, Laghman, Nuristan, Ghazni, Khost.

Distrik seperti Paktika, Paktiya, Logar Wardak, dan  Kandahar juga dilarang dikunjungi. 


5. Somalia

Tentara bersenjata berjaga di sekitar lokasi serangan bom mobil kembar di Ibu Kota Mogadishu, Somalia, Sabtu (24/2). Kelompok ekstremis al-Shabab mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. (AP Photo/Farah Abdi Warsameh)

Negara di pesisir tenggara Afrika ini memang sejak lama sudah berada dalam kondisi gawat. Terorisme masih gencar terjadi, utamanya melawan segala hal yang berbau 'barat'. Maka tak heran, Kementerian Luar Negeri Inggris (FCO) membubuhi warna merah pada negara ini di peta mereka.

Serangan bom merupakan peristiwa yang sudah dianggap lazim terjadi. Serangan juga sering mengancam ibu kota negara, Mogadishu, utamanya mengarah ke Somaliland. Area itu adalah kawasan pemukiman yang banyak dihuni orang 'barat'. Lautan Somalia juga rawan tindak terorisme. Perompakan sering terjadi di Teluk Aden dan Samudera Hindia.


6. India

Penduduk Assam di India yang mengantre untuk memeriksakan namanya di National Register of Citizens (NRC), Desa Gumi, Distrik Kamrup. Mereka yang namanya tak tercantum dalam daftar terancam dideportasi (Kulendu Kalita/AP PHOTO via The Guardian)

India menjadi salah satu negara yang diklaim rawan serangan teror, menurut penilaian Kementerian Luar Negeri Inggris (FCO). FCO melabel negeri Taj Mahal ini kuning, menandakan sebagian wilayah di sana rawan untuk dituju.

Dilansir dari Gov.Uk, kemungkinan teroris untuk melakukan serangan ke India terbilang besar. Beberapa serangan langsung pernah terjadi di tempat umum yang banyak dikunjungi orang asing.

Tindakan pengamanan tambahan juga telah diterapkan pada bandara yang ada di sana. Pengunjung akan diminta waktunya untuk dilakukan pengecekan berlanjut. Apabila ada pengunjung yang membawa mobil, akan dilakukan pemeriksaan intensif pada kendaraan beroda empat tersebut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya