Sohibul Imam: Kurang Logis Bila PKS Bergabung dengan Pemerintah

Sohibul mengatakan, ajakan bergabung itu bukanlah bentuk sebuah kejahatan dalam berpolitik.

oleh Ika Defianti diperbarui 01 Mar 2018, 22:18 WIB
Ketua Umum PKS Sohibul Iman memberikan keterangan di Kantor DPP PKS, Jakarta, Rabu (27/12). PKS mengumumkan pencalonan di lima daerah yang akan melakukan pilgub dalam Pilkada Serentak 2018. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman mengatakan, rasionalitas politik kurang logis bila PKS ikut berkoalisi dengan partai pendukung pemerintah. Dalam hal ini Sohibul mengaku telah mendapatkan tawaran untuk bergabung.

Namun hingga saat ini, kata dia, pihaknya belum memberikan pernyataan menolak untuk tidak bergabung dengan partai-partai pemerintah.

"Saat ini kami belum menolak bahasa intinya. Saya katakan rasionalitas politiknya kurang logis kalau PKS ikut bersama," kata Sohibul di kediaman Prabowo Subianto, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (1/3/2018).

Dia menjelaskan, ajakan bergabung itu bukanlah bentuk sebuah kejahatan dalam berpolitik. Namun, bila PKS, Partai Gerindra dan Partai Amanat Nasional (PAN) bergabung dalam koalisi untuk Pilpres 2019, kemungkinan Joko Widodo sebagai capres akan melawan kotak kosong.

"Nah kita melihat itu tidak sehat buat demokrasi kita," ucap Sohibul.

Sebelumnya, lima partai politik atau parpol telah menyatakan dukungan dan mengusung Joko Widodo atau Jokowi sebagai capres 2019. Parpol tersebut yakni PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Nasdem dan Partai Hanura.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya