Liputan6.com, Jakarta - Sektor pendidikan Indonesia harus terus berbenah untuk meningkatkan kualitas pekerja. Saat ini alokasi dana pemerintah untuk sektor pendidikan nasional sudah cukup besar tetapi rasio terhadap pertumbuhan ekonomi masih belum tinggi.
Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kementerian Keuangan Astera Primanto Bhakti menjelaskan, banyak hal yang mesti dibenahi dalam sistem pendidikan Indonesia. Pembenahan tersebut demi meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
"Indonesia punya 4.962 universitas. Tapi hanya tiga universitas yang masuk dalam top 500 dunia. Mutunya sangat beragam dan ini perlu kita benahi karena berdampak pada sdm kita," ujarnya, Kamis (1/3/2018).
Astera juga menuturkan, kurang meratanya penerima beasiswa dan destinasi negara favorit pelamar menjadi fokus khusus yang juga perlu diperhatikan.
"Salah satu tantangan kami adalah sebagian besar penerima beasiswa LPDP berasal dari daerah yang sejahtera. Tantangan lain, penerima beasiswa luar negeri memilih Inggris karena hanya perlu satu tahun untuk mendapat gelar master," kata dia.
Alokasi Dana Rendah
Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Totok Suprayitno menyoalkan rendahnya rasio Produk Domestik Bruto (PDB) dalam upayanya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
"Anggaran pendidikan Indonesia memang terlihat besar, sekitar 20 persen dari APBN. Tapi dalam hal rasio PDB kita masih sangat rendah. Sekitar hanya 3,3 persen dari PDB. Realitanya, anggaran pendidikan terkait PDB tidak terlalu naik," tuturnya.
"64 persen anggaran pendidikan Indonesia disalurkan ke daerah dan sebagian besar anggaran itu untuk gaji. Jadi tidak banyak yang tersisa untuk peningkatan mutu atau fasilitas. Jadi jumlah uang memang penting. Tapi kita perlu bertanya, untuk apa uang itu?" tandasnya.
Advertisement