Liputan6.com, Jakarta - Menteri kesehatan Zimbabwe mengklaim bahwa kondom buatan Tiongkok tak cukup besar untuk pria di negaranya. Selama konferensi pencegahan HIV/AIDS di ibukota Harare pekan lalu, Menteri Kesehatan David Parirenyatwa mengkritik alat kontrasepsi buatan Tiongkok yang diekspor ke Zimbabwe itu.
Baca Juga
Advertisement
"Wilayah Afrika bagian selatan memiliki insidensi HIV tertinggi dan kami mempromosikan penggunaan kondom," kata David seperti dikutip dari situs New Zimbabwe.
"Para pemuda memiliki kondom tertentu yang mereka sukai, tapi kami tidak memproduksinya. Kami mengimpor kondom dari Tiongkok, namun beberapa pria mengeluh bahwa ukuran kondom itu terlalu kecil," tambah dia.
Menteri kesehatan juga meminta perusahaan di Zimbabwe untuk membuat kondom domestik daripada mengandalkan impor dari Tiongkok. Menteri David telah mendorong Zhao Chuan, chief executive officer produsen kondom Beijing Daxiang and His Friends Technology co, untuk membuat kondomnya dalam berbagai ukuran.
Tanggapan produsen kondom
"Ini memang merupakan tugas kami untuk memberikan kontribusi dan memuaskan para pembeli. Jadi, kini kami telah melakukan survei terhadap data pengguna di wilayah tersebut untuk persiapan produk masa depan dengan ukuran yang lebih beragam," kata Zhao pada South China Morning Post.
Zhao menambahkan bahwa pria di seluruh dunia memiliki preferensi kondom yang berbeda. Pria Tiongkok biasanya tak mengkhawatirkan ukuran mereka dan menginginkan kondom yang lebih tipis, sementara konsumen di Amerika Utara menginginkan alat kontrasepsi yang lebih lembut.
Menurut Komisi Kesehatan dan Keluarga Berencana Nasional di Tiongkok, negara tersebut merupakan salah satu produsen kondom terbesar di dunia. Terdapat hampir 300 produsen kondom Tiongkok yang memproduksi lebih dari 3 miliar alat kontrasepsi tiap tahunnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement