Liputan6.com, Jakarta - Bagi mereka yang pantang menyerah, rasanya tak ada halangan apapun yang dapat menahannya terus maju saat bergelut di dunia bisnis. Simak saja perjalanan Suna Kirac yang didiagnosa menderita penyakit saraf progresif, Amyotrophic lateral sclerosis (ALS) pada 2000, tapi sukses mencatatkan namanya sebagai salah satu miliarder terkaya di dunia tujuh tahun kemudian.
Bayangkan saja, melansir laman Wealth-X, Jumat (2/3/2018), sejak saat itu, Kirac hanya dapat berkomunikasi menggunakan matanya saja. Itu lantaran penyakitnya terbilang sangat serius dan menyebabkan kelemahan otot. Lebih parah lagi, ALS dapat memicu kecacatan hingga akhirnya kematian.
Baca Juga
Advertisement
Suna Kirac lahir di Ankara, Turki pada 1941. Ketertarikannya akan dunia bisnis, diturunkan dari sang ayah, Vehbi Koc. Ayahnya merupakan pendiri Koc Holding, salah satu perusahaan besar di Turki yang bergerak di bidang energi, otomotif, makanan, dan keuangan.
Sebagai anak bungsu dari pengusaha kaya dan ternama, Kirac tidak tumbuh sebagai anak manja yang hanya mengandalkan harta orangtua. Sejak kecil, Kirac terkenal senang menantang dirinya sendiri untuk menjadi sosok yang produktif.
Tak seperti kebanyakan anak orang kaya lain, dia kerap tidak menggunakan fasilitas yang diberikan orangtuanya. Masuk ke dunia perkuliahan, Kirac memilih fokus mempelajari perbankan dan keuangan.
Perjalanan karier
Kirac memulai kehidupan kariernya dengan bekerja sebagai asisten di Vehbi Koc pada 1960. Lima tahun kemudian, ia mendapatkan promisi menjadi sekretaris di perusahaannya. Pada 1980, Kirac lantas ditunjuk menjadi wakil presiden direktur oleh dewan direksi perusahaan. Sejak saat itu, dia lantas menjabat berbagai posisi di dewan direksi di beberapa anak usaha Koc Holding, baik sebagai presiden atau dewan.
Berkecimpung di dunia bisnis, Kirac tak melupakan dunia pendidikan. Secara pribadi, ia mendanai konstruksi Suna Kirac Hall di Roberct College. Dia juga turut mendirikan yayasan Koc Ozel dan Koc University.
Banyaknya energi dan komitmen yang dicurahkan Kirac dalam menjalani kariernya di dunia bisnis ternyata harus terganjal berita buruk. Dirinya didiagnosa menderita ALS yang melumpuhkan hampir semua otot tubuhnya. Sejak saat itu, Kirac hanya dapat berkomunikasi menggunakan mata.
Advertisement
Sakit bukanlah penghalang
Bukan Kirac namanya jika ia menyerah begitu saja. Meski hanya bisa menyampaikan maksudnya lewat mata, Kirac terus bertahan untuk tetap produktif. Dirinya masih melanjutkan tugas dari seluruh jabatan yang telah ia emban selama ini.
Tak heran, pada 2007, ia sukses mencatatkan namanya sebagai salah satu miliarder terkaya di dunia dengan total harta sebesar US$ 1,2 miliar. Kini dengan harta senilai US$ 2 miliar, Kirac menjadi orang terkaya ke-8 di Turki.
Dengan suaminya, ia juga mendirikan Pera Museum yang memamerkan berbagai jenis lukisan oriental dan sejumlah benda antik lain.
Daya juang Kirac memang patut diacungi jempol. Meski hanya bisa berkomunikasi lewat mata, Kirac terus berusaha keras mengedepankan keinginannya untuk mendulang sukses di dunia bisnis. Sakitnya jelas tak jadi penghalang.