Liputan6.com, Cirebon - Etnis Tionghoa menjadi salah satu elemen penting dalam pembangunan Cirebon hingga saat ini. Terlebih, dari sejarah berdirinya Cirebon, Sunan Gunungjati menikahi anak Kaisar China bernama Putri Ong Tien.
Peran warga Tionghoa juga semakin meningkat sejak pernikahan Sunan Gunungjati dengan Putri Ong Tien yang juga berasal dari Tiongkok pada 1540. Kedatangan Putri Ong Tien ke Cirebon dikawal oleh ribuan pasukan yang sebagian besar lantas mengabdi.
Filolog Cirebon Opan Rahman Hasyim mengatakan, kecintaan Sunan Gunungjati kepada Putri Ong Tien tidak diragukan lagi. Meski usia pernikahan mereka hanya empat tahun, wali kesembilan tersebut sangat mencintai Putri Ong Tien.
Opan menuturkan, saat Putri Ong Tien wafat, Sunan Gunungjati seakan merasa kehilangan sosok yang yang dicintainya. Bahkan, kata dia, Sunan Gunungjati selalu merasakan rindu yang sangat dalam sejak istrinya wafat.
Baca Juga
Advertisement
"Saking cintanya di tempat Sunan Gunungjati berdakwah sampai ngajar mengaji, makam Putri Ong Tien selalu terlihat dan tidak jauh dari posisi tempat Sunan Gunungjati berdakwah," ujar Opan, Sabtu, 3 Maret 2018.
Dia menyebutkan, dahulu kompleks pemakaman Sunan Gunungjati adalah pesantren. Di kompleks tersebut, Sunan Gunungjati tinggal, berdakwah, dan mengajar ngaji.
Hingga keduanya wafat dan ditambah seiring berjalannya waktu, pesantren yang didirikan Sunan Gunungjati tersebut menjadi kompleks pemakaman. Posisi makam Sunan Gunungjati pun tidak jauh dari makam Putri Ong Tien.
"Tempat mengajar ngaji dan tempat tidur Sunan Gunungjati sekarang menjadi makam dan di sebelahnya makam Putri Ong Tien," ujar dia.
Saksikan vidio pilihan berikut ini:
Awalnya Tak Direstui
Perjalanan bertemunya Sunan Gunungjati dengan Putri Ong Tien membutuhkan waktu yang cukup panjang. Opan Safari menjelaskan, pertemuan Sunan Gunung Jati dengan Putri Ong Tien berawal saat Sunan Gunungjati berdakwah di negeri Tartar, sebelah utara China.
"Letak negeri Tartar sampai saat ini masih jadi perdebatan. Ada yang bilang di Mongol, Provinsi Fujiyan, ada juga yang bilang di sekitar Cuan Cou," ujar dia.
Seiring perjalanan misi dakwahnya di negeri Tartar, Sunan Gunungjati bertemu dengan kalangan bangsawan Kekaisaran Cina. Saat pertemuan tersebut, Sunan Gunungjati melihat Putri Ong Tien.
Singkat cerita, kata Opan, Sunan Gunungjati sempat melamar Putri Ong Tien. Namun, saat itu, pihak Kekaisaran China tidak merestui pinangan Sunan Gunungjati.
"Hingga akhirnya Sunan Gunungjati pulang ke tanah Jawa di Cirebon dan beraktivitas seperti biasa," tuturnya.
Namun demikian, Kekaisaran China berubah pikiran dan merestui lamaran Sunan Gunungjati. Ribuan anggota pasukan Kekaisaran China pun dikirim untuk mengawal keberangkatan Putri Ong Tien ke Cirebon.
Seiring berjalannya waktu, Sunan Gunungjati pun bertemu Putri Ong Tien di Cirebon, menikah hingga wafat. Sementara itu, ribuan personel pasukan yang mengawal Putri Ong Tien memilih menetap di tanah Jawa.
"Pasukan Putri Ong Tien tersebar sampai ke Kuningan dan Indramayu. Mereka juga menetap dan menikah dengan penduduk setempat," kata Opan.
Advertisement