Liputan6.com, Jakarta Kurangnya lagu anak-anak membuat beberapa pihak berinisiatif untuk menciptakan. Oleh sebab itu, DPD PAPPRI DKI Jakarta Raya dalam rangka memperingati Hari Musik Nasional (HMN) 2018, menyelenggarakan lomba cipta lagu anak, Sabtu (3/3/2018). Acara diselenggarakan di Blok M Mal dan dibuka oleh Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), Triawan Munaf.
"Lomba seperti ini sebetulnya sudah ada sejak lama, dan inilah yang menghidupkan musik anak-anak. Bahkan Presiden sekitar 3 atau 4 bulan yang lalu khusus telepon kepada saya meminta agar ada satu gerakan untuk menaikkan dan menghidupkan kembali lagu anak dan film anak, dan BEKRAF sudah mempunyai kerangka programnya," ujar Triawan Munaf dalam sambutannya di acara pembukaan.
Sementara itu, Ketua Panitia Arche Rampengan mengatakan, acara ini diselenggarakan dalam rangka rangkaian memperingati Hari Musik Nasional 2018. "Saya yakin bahwa para peserta yang mengikuti lomba tidak semata memburu hadiah, tetapi lebih memberi kesempatan kepada anak-anak untuk mengasah bakatnya agar bisa berkembang lebih hebat lagi," ujar Arche.
Lebih lanjut Arche menyampaikan permohonan maaf kepada para hadirin termasuk Ketua BEKARAF, Triawan Munaf jika Ketua Umum DPP PAPPRI berhalangan hadir lantaran ada acara mendadak.
"Kepada Bapak Triawan Munaf dan semua hadirin kami sampaikan mohon maaf, bahwa Ketua Umum kita pak Hendropriyono tidak bisa hadir, karena ada acara mendadak, tetapi beliau juga menyampaikan kepada kita bahwa kalau sudah selesai acaranya mungkin sekitar jam 5 sore bisa hadir disini,” ujar Arche.
Baca Juga
Advertisement
Mendorong Tumbuh Kembang Anak
Sementara itu, Ketua DPD PAPPRI Jakarta Raya, Maxie Mamiri mengatakan acara ini digelar sebagai ajang mendorong tumbuh kembangnya anak-anak di bidang seni musik.
"Kita tidak berhenti hanya di acara lomba nyanyi saja, tetapi akan berlanjut dengan lomba cipta lagu anak yang akan diselenggarakan pada bulan Juni nanti," jelas Maxi.
Acara ini juga digelar DPD PAPPRI DKI Jakarta Raya sebagai wujud keprihatinan bersama akan semakin langkanya lagu anak-anak. Banyak anak-anak harus keluar dari usia dan dunianya dengan menyanyikan lagu-lagu orang dewasa yang secara lirik terkadang ada yang kurang mendidik.
Advertisement
Ciptakan Penyanyi Top
Menanggapi kurangnya lagu anak-anak yang kini ada, komposer kondang yang kini bermukim di Amerika Serikat (AS), James F. Sundah pun turut angkat bicara. Hal ini membuat dirinya merasa prihatin karena anak-anak dijejali dengan lagu-lagu dewasa.
"Kita sebenernya prihatin dengan hilangnya lagu anak-anak. Kita lihat saja, sekarang anak anak nyanyi lagu orang dewasa seperti Bapakku Kampret, Kucing Garong dan sejenisnya, miris kan? Makanya saya sangat mendukung acara semacam ini, kalau perlu bikin di sepuluh atau seratus mal agar lagu dan penyanyi anak bisa tumbuh lagi. 15 tahun lalu saya berada disini untuk acara yang sama, bahkan kala itu Mike Mohede masih pakai celana pendek SMP. Kemudian ada Rian The Masive yang sekarang sudah menjadi penyanyi terkenal," terang James.
Bisa Terus ada
Salah satu juri dalam acara ini Tika Bisono mengaku sangat senang dengan adanya lomba ini. Bahkan dia berharap acara ini digelar secara berkala, minimal setahun sekali.
"Kalau ditanya soal lomba ini tentu saya senang banget. Saya sendiri juga pernah menggelar ajang cipta lagu anak ACILA sebagai wujud kepedulian kita terhadap kelangsungan lagu-lagu anak. Semoga DPD PAPPRI Jakarta ke depannya bisa terus melangsungkan kegiatan ini. Mungkin yang perlu dikoreksi tentang pengkategorian umur dan pemilihan lagu kalau menurut saya, soalnya anak umur 5 tahun tentu belum bisa menyanyi dengan notasi atau lagu yang kesulitannya lumayan tinggi, seperti adanya overtune misalnya," pungkas Tika Bisono.
Ajang yang diikuti sekitar 160 peserta dan akan berlangsung selama tiga hari (3-4 Maret) ini terbagi dalam tiga kategori, yakni kategori umur 5-8 tahun, 9-12 tahun dan 13-15 tahun. Lagu wajib di kategori usia 5-8 tahun ‘Andaikan Aku Punya Sayap’, untuk usia 9-12 tahun ‘Andaikan Aku Besar Nanti’, usia 13-15 tahun ‘Indonesia Jaya’. Sedangkan untuk lagu pilihan bebas.
Bertindak sebagai juri dalam acara tersebut adalah Dina Mariana (mantan penyanyi cilik era 80an), Tika Bisono (penyanyi dan psikolog) dan Bens Leo (pengamat musik).
Advertisement