Liputan6.com, Jakarta Indonesia berencana menyelenggarakan Workshop Program Diklat Revolusi Mental untuk mengimplementasikan Revolusi Industri 4.0. Program ini bertujuan melahirkan agen-agen perubahan yang bisa mendominasi ekosistem dari masing-masing sektor industri.
Hal tersebut dikatakan oleh Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), M. Hanif Dhakiri saat menghadiri rapat koordinasi membahas persiapan Workshop Program Diklat Revolusi Mental untuk mengimplementasikan Revolusi Industri 4.0 di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (2/3/2018).
Advertisement
"Program ini bertujuan menciptakan agen-agen perubahan yang bisa menerapkan revolusi industri 4.0, yaitu revolusi industri keempat yang mengarah pada konsep menyatukan industri manufaktur dengan teknologi digital," ujarnya.
Hanif menjelaskan, ide Workshop Program Diklat Revolusi Mental untuk mengimplementasikan Revolusi Industri 4.0 diilhami dari kesuksesan program Co CLASS (Colective Creative Learning and Action for Sustainable Solution). Co CLASS diselenggarakan antara Kementerian Ketenagakerjaan dengan Yayasan Upaya Indonesia Damai atau juga dikenal dengan United in Diversity (UID), Tsinghua University, dan Universitas Paramadina pada 2017.
Program tersebut bertujuan meningkatkan kapasitas kepemimpinan kolektif tri-sektor bisnis, pemerintah, dan masyarakat madani, sehingga mampu mengatasi berbagai tantangan ketenagakerjaan ke depan.
"Program Co-CLASS merupakan bagian dari revolusi mental di kalangan birokrasi pemerintah, dan stakeholder yang terkait. Program ini dilaksanakan selama lima bulan. Presiden menilai hasilnya bagus, sehingga beliau meminta kita menerapkan program semacam ini di seluruh kementerian," ucapnya.
"Kemudian kami bersama Kementerian Perindustrian membahas program semacam Co-CLASS dan disepakati tema spesifik untuk revolusi mental yang terkait implementasi revolusi industri 4.0," lanjut Hanif.
Tema tersebut, imbuhnya, sesuai dengan perubahan dunia saat ini yang sangat cepat dan masif akibat perkembangan teknologi yang membuat industri di Indonesia menjadi old fashion.
"Agar bisa bertahan maka industri harus bertransformasi. Pertanyaannya adalah bagaimana kita merespons itu semua? Pemerintah, individu, stakeholder harus bisa merespons. Bagaimana membuat sistem yang bisa merespons perubahan ini. Untuk itu, pemerintah berencana membuat Workshop Program Revolusi Mental untuk mengimplementasikan Revolusi Industri 4.0," kata Hanif.
Rapat koordinasi dipimpin oleh Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. Turut hadir pula Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara serta Menteri Ristek, dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir.
(*)