Tourism Gathering di Oslo, Pariwisata Indonesia Pikat Pasar Norwegia

Indonesia Tourism Gathering di Oslo jadi momen terbaik untuk menjaring lebih banyak turis Norwegia untuk datang ke Indonesia.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 05 Mar 2018, 15:00 WIB
Total spending per visit turis Norwegia di luar negeri rata-rata mencapai Norwegian Kroner 41,850, atau sekitar USD 5,318 per orang, selama sekitar 10 hari di Indonesia. (Liputan6.com/ pool/ Kementerian Luar Negeri)

Liputan6.com, Jakarta KBRI Oslo berasama dengan Direktorat Eropa II Kementerian Luar Negeri RI dan ANTOR (The Association of the National Tourist Offices Representatives in Norway) menggelar kegiatan promosi RI bertajuk Indonesia Tourism Gathering 2018, di KBRI Oslo, awal bulan lalu.

Menurut keterangan resmi Kementerian Luar Negeri yang diterima Liputan6.com, Minggu (4/3/2018), kegiatan ini menghadirkan Suarti Ubud Resort dan 3 Tour Operator dari Indonesia, yakni Caraka Travelindo Tour & Travel, Indonesia Travel Connection dan Lotus Asia Tours, diikuti sekitar 75 peserta, antara lain Pejabat Pemerintah, Tour Operator/Travel Agent (TO/TA), Media Massa dan Jurnalis/Travel Writer/Blogger/Cullinary Traveller, serta pebisnis dan penggiat pariwisata di Norwegia.

Dari sisi bisnis pariwisata para Tour Operator/Resort Indonesia telah berhasil melakukan pertemuan one-on-one (table-top) dengan mitra kerjanya di Norwegia.

Terkait hal ini, Nilton Amaral, Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Oslo mengatakan, sesuai informasi ANTOR Norway (pasca kegiatan), melalui ajang promosi kali ini, termasuk perkiraan efek berantainya (asumsi pemasaran paket-paket wisata Indonesia oleh Tour Operator Norwegia), kita berhasil menjaring sekitar 300-an wisman potensial Norwegia yang akan berkunjung ke Indonesia pada tahun 2018.

 


Total Spending per Turis

Indonesia Tourism Gathering 2018 yang digelar di Oslo jadi momentum tepat untuk menarik lebih banyak lagi kunjungan turis Norwegia untuk datang ke Indonesia. (Liputan6.com/ pool/ Kementerian Luar Negeri)

Sementara itu, Raden Wisnu Lombardwinanto, selaku Pelaksana Fungsi Ekonomi I KBRI Oslo mengatakan, “Sesuai data Virke (Federasi Bisnis Norwegia), total spending per visit turis Norwegia di luar negeri rata-rata mencapai Norwegian Kroner 41,850, atau sekitar USD 5,318 per orang, selama sekitar 10 hari di Indonesia. Jika separuhdari jumlah tersebut digunakan untuk pembelian tiket pesawat, diperkirakan kunjungan calon wisman Norwegia ke Indonesia sebagai hasil ajang promosi tersebut diharapkan dapat menyumbang hampir sekitar USD800 ribu bagi devisa negara.”

Promosi di Tourism Gathering dilakukan secara komprehensif, menampilkan ragam kuliner dan budaya, sekaligus menyajikan produk Indonesia. Sampel berbagai produk RI yang banyak beredar di Norwegia juga disajikan kepada para peserta, seperti mie instan ABC, Indomie, permen, kecap dan bumbu-bumbu masak, serta memperkenalkan produk-produk RI yang akan penetrasi pasar Norwegia, seperti Kopi asal Papua dan Green Coffee.

"Promosi produk RI yang telah diterima dengan baik oleh masyarakat Norwegia, seperti mie instan dengan kandungan palm oil sebagai salah satu bahan bakunya, perlu kita manfaatkan sebagai salah satu strategi 'white-campaign'dan penyebarluasan informasi terkait sustainable palm-oil Indonesia di wilayah akreditasi," lanjut Nilton Amaral.

 


Pariwisata Indonesia di Mata Investor

Selain itu, kegiatan juga meng-highlight besarnya potensi dan perkembangan terbaru investasi di Indonesia, termasuk di bidang infrastruktur sektor pariwisata dan maritim, yang disambut antusias oleh calon-calon investor potensial Norwegia.

Partisipasi aktif para peserta meskipun dalam cuaca sangat dingin tersebut menunjukan kinerja diplomasi ekonomi KBRI Oslo yang berjalan dengan baik. Kegiatan promosi terpadu Trade-Tourism-Investment (TTI) tersebut juga telah mendulang pujian dari peserta, antara lain tertuang dalam hasil survei yang dibagikan selama acara berlangsung.

"Kami berterima kasih atas dukungan dan kerja sama yang sangat baik dari semua pihak dalam penyelenggaraan ajang promosi komprehensif Trade-Tourism-Investment (TTI)ini, dan berkomitmen untuk terus melakukan upaya diplomasi ekonomi di wilayah akreditasi secara optimal, termasuk melalui pelaksanaan berbagai upaya-upaya terobosan yang inovatif," tutup Nilton Amaral.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya