Kematian Mendadak seperti Davide Astori Bisa karena 4 Penyakit Ini

Semua orang bisa mengalami kematian mendadak seperti Kapten Fioretina, Davide Astori.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 05 Mar 2018, 14:00 WIB
Banyak Penyakit yang Bisa Sebabkan Kematian Mendadak seperti Davide Astori, Kapten Fiorentina (AP Photo / Antonio Calanni)

Liputan6.com, Jakarta Meninggalnya Kapten Fiorentina, Davide Astori secara mendadak menyebabkan pertanyaan. Kasus ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Dolores O' Riordan, vokalis the Cranberries, sebelumnya juga mengalami kematian mendadak.

Berikut ini beberapa penyebab kematian mendadak, dikutip dari CPR Certified, Senin (5/3/2018).

1. Aritmia Jantung

Sekitar 362.200 orang mengalami gagal jantung di luar rumah sakit setiap tahunnya. Menurut statistik American's Heart Association pada 2015, tingkat kelangsungan hidup hanya sekitar 10,6 persen jika tidak ada yang melihatnya.

Sementara, apabila ada seorang saksi mata, tingkat kelangsungan hidup bisa naik.

Jantung mempertahankan ketukannya melalui impuls listrik yang menyebabkan otot berkontraksi dalam ritme yang teratur. Saat ritme itu terganggu, itu bisa mengancam nyawa.

Aritmia jantung terjadi saat jantung berdetak tidak teratur, terlalu cepat, atau terlalu lambat untuk menjaga aliran darah dengan tepat.

Walaupun tidak selalu mematikan, orang yang memiliki hal ini selama bertahun-tahun, bisa terkena aritmia jantung tanpa gejala apapun. Jika terlambat, kondisinya bisa mengancam nyawa.

Bila irama jantung, terlalu parah, maka jantung bisa berhenti berdetak dan menyebabkan kematian mendadak.

 

Simak juga video menarik berikut ini: 


Penyakit Lain yang Sebabkan Kematian Mendadak

Sama seperti Davide Astori, Dolores O'Riordan pun Mengalami Kematian Mendadak (FRED TANNEAU AFP)

2. Serangan Jantung

Setiap 43 detik sekali, satu orang di Amerika Serikat mengalami serangan jantung. Satu dari lima di antaranya terjadi tanpa gejala. Penyakit ini merupakan penyebab kematian paling sering di Amerika serikat. Korbannya sekitar 375.000 orang per tahun.

Selain ritme yang teratur, jantung membutuhkan suplai oksigen dan nutrisi terus-menerus. Ini dikirim ke jantung melalui tiga arteri koroner. Jika salah satu arteri tersumbat, bagian jantung akan kehilangan oksigen dan mulai mati. Inilah yang menyebabkan serangan jantung.

3. Stroke

Walaupun tidak sebanyak penyakit jantung, korban Stroke tetaplah banyak. Seperti jantung, otak membutuhkan persediaan oksigen yang cukup.

Stroke terjadi saat aliran darah ke bagian otak tersumbat dan memotong oksigen. Cukup beberapa menit saja hingga sel otak yang kekurangan oksigen mulai sekarat dan menyebabkan kematian.

Gejala stroke sendiri bisa bermacam-macam. Stroke berat bisa menyebabkan kelumpuhan permanen bahkan kematian mendadak. Sementara, stroke ringan hanya menyebabkan rasa lengan di area seperti lengan.

 


Paru-paru dan Aorta Juga Bisa Picu Kematian Mendadak

Suami Boney Kapoor (tengah) berdiri di samping jenazah aktris Bollywood Sridevi Kapoor saat akan dikremasi di Mumbai, India, Rabu (28/2). Sridevi Kapoor meninggal dunia di usia 54 tahun. (AP Photo/Rafiq Maqbool)

4. Emboli Paru-Paru

Sekitar 60 ribu hingga 100 ribu orang di Amerika Serikat meninggal karena emboli paru-paru. 25 persen dari itu, mengalami kematian mendadak.

Emboli paru-paru terjadi ketika ada suatu hal -yang biasanya adalah darah yang membeku- menghalangi arteri di paru-paru. Bekuan darah terbentuk jauh di dalam pembuluh darah dan arteri, biasanya di kaki, atau di perjalanan ke paru-paru.

Walau tidak selalu mematikan, bekuan kecil cukup menyebabkan kerusakan. Gumpalan darah yang lebih besar bahkan bisa berakibat fatal.

5. Aorta Pecah

Aorta merupakan arteri terbesar yang ada di tubuh. Ini yang paling kuat dan dirancang untuk menangani darah dalam jumlah besar. Ketika dinding aorta melemah, bisa menciptakan aneurisme aorta.

Tidak semua aneurisme aorta akan meledak. Beberapa aneurisme yang terjadi bertahun-tahun pada saatnya akan robek. Aneurisme aorta mengalirkan sejumlah besar darah dari organ lain. Apabila ini terjadi, akan menyebabkan serangan jantung, stroke, kerusakan ginjal parah, dan kematian.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya