Incar Posisi BUKU III, BRI Syariah Bakal Lepas 30 Persen Saham

BRI Syariah menargetkan naik kelas ke Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha (BUKU) III dari posisi saat ini BUKU II dengan IPO.

oleh Bawono Yadika diperbarui 05 Mar 2018, 14:45 WIB
Petugas melayani nasabah di BRI Syariah, Jakarta, Kamis (9/2). Perbankan syariah dinilai perlu menjaga momentum pertumbuhan dan pangsa pasar yang berlangsung sepanjang 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk yaitu BRI Syariah akan melepas 30 persen saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO). Dana hasil IPO akan digunakan untuk tambah modal.

Presiden Direktur BRI Syariah, Muhammad Adi Santoso menuturkan, rencana IPO ini merupakan bagian dari BRI Syariah yang ingin naik kelas ke Bank Umum berdasarkan kegiatan usaha (BUKU III). BUKU III merupakan bank dengan modal inti antara Rp 5 triliun hingga kurang dari Rp 30 triliun. Saat ini bank terbagi ke dalam empat kategori BUKU.

"Iya, kami ingin jadi buku III. Sekarang masih II ya. Ya pokoknya sesuai petunjuk Joint Lead Underwriter (JLU)," ujar dia, Senin (5/3/2018).

Saat ini, perseroan memiliki aset sekitar Rp 2,5 triliun per Desember 2017. Perseroan akan pakai laporan keuangan Desember 2017 untuk proses IPO. Diperkirakan BRI Syariah catatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada semester I 2018.

"Ya untuk core capital per desember kami, kemarin itu Rp 2,5 triliun," kata dia.

Perseroan juga telah menunjuk sejumlah penjamin emisi untuk IPO antara lain PT Bahana Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT Indo Premier Sekuritas, dan PT CLSA Sekuritas

"Untuk undewriter, kita ada Bahana, Danareksa, Indopremier, dan CLSA," tutur Muhammad Adi.

Associate Director PT Indo Premier Sekuritas, Eban S. Banowo menyebutkan, target IPO oleh PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Syariah atau BRI Syariah sekitar 30 persen. "Untuk target, ya up to 30 persen dari targetlah," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Pemerintah Bakal Lepas Saham 10 Anak Usaha BUMN

Kementerian BUMN Gelar Pameran Indonesia Hebat yang diikuti 58 Perusahaan BUMN dalam rangka memperingati HUT RI ke 70", Jakarta, Jumat (21/8/2015). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Pemerintah optimistis bisa melepas saham atau Initial Public Offering (IPO) sekitar 10 anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tahun depan. Dari 10 anak usaha tersebut, lima di antaranya adalah anak usaha BUMN yang batal lepas saham tahun ini.

Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro menerangkan, tahun ini ada empat anak usaha BUMN yang telah melakukan IPO.

Anak usaha BUMN yang telah IPO sendiri ialah PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk (GMFI). Disusul oleh PT PP Presisi dan PT Wika Gedung. Kemudian PT Jasa Armada Indonesia.

"Tahun depan lihat, saya lagi kumpulin, tapi ya harusnya sih yang carry over tahun ini akan jalan. Sekarang kan empat anak usaha. Garuda Maintenance, PP Presisi, Wika Gedung, Jasa Armada, masih ada 5 yang lain yang carry over," kata dia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Kamis 9 November 2017.

Rencana pemerintah melepas saham anak usaha BUMN menimbang kondisi pasar yang positif. Meski demikian, Aloysius masih enggan menyebut nama anak usaha tersebut.

"Nah aku masih kumpulin dari masing-masing deputi itu mana aja yang akan ini. Tapi saya yakin kalau bilang banyak 10 ada. 5 sama, 5 baru tapi enggak sebut nama sampai RKAP OK," jelas dia.

Menurutnya, pelepasan saham ini akan disebar atau tidak dalam waktu yang berdekatan. "Tapi sepanjang kuartal I, kuartal II, kuartal III bagusnya kita sebar," tutup dia.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya